TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penambahan angka positif Covid-19 harian Indonesia kembali meningkat. Per Rabu (16/6), angkanya bertambah nyaris menyentuh angka 10 ribu. Kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 1.937.652.
Presiden Joko Widodo kerap menjadikan fasilitas darurat Wisma Atlet sebagai acuan mengenai bagaimana situasi Covid-19 di Indonesia.
Kini, Wisma Atlet penuh, tingkat keterisian mencapai 75,05 persen atau sudah dihuni 5.551 pasien dari total 7.394 tempat tidur.
Tenaga kesehatan di Wisma Atlet, Evi Ina Sasauw (27), menceritakan video viral mengenai kondisi darurat di Wisma Atlet, memang seperti itu realitanya. Ramai antrean pasien, bahkan sampai duduk di lantai.
"Memang itu kondisi real Wisma Atlet, IGD tower 4 dan tower 6 memang seperti itu kondisinya. jadi yang kita hadapi sekarang pasien membludak banyak," ujarnya kepada Tribun Network, Rabu (16/6/2021).
Evi bercerita saat bulan puasa hingga Hari Raya Idul Fitri, tingkat keterisian tempat tidur isolasi tidak penuh dan banyak kosong. Namun, selang sepekan usai lebaran, jumlah pasien mulai memperlihatkan peningkatan.
"Setelah lebaran sampai sekarang mulai naik. Seminggu belakangan (naik) drastis," ucapnya.
Baca juga: Dinkes DKI: Rusun Nagrak Siap Jadi Tampung Pasien Covid-19 Hingga Kapasitas 2.500 Tempat Tidur
Evi bercerita saat ini, perawat bisa menangani 40-60 pasien per lantai, karena tingkat keterisian yang hampir penuh. Tentunya untuk merawat para pasien.
"Kalau sekarang kan' dibuka semua karena penuh. Karena lonjakan pasien. Tambahan SDM baru berjalan. Semoga lancar, sehingga bisa bantu teman-teman," tuturnya.
Baca juga: Pemerintah Sebut Tingkat Keterisian Rumah Sakit oleh Pasien Covid Sudah Mengkhawatirkan
Meski Wisma Atlet tengah penuh, ucap Evi, ia tak mengendurkan semangatnya untuk tetap merawat para pasien. Karena sejak 15 bulan lalu, ia telah meneguhkan dirinya untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.
"Komandan lapangan kami begitu memotivasi dan memberikan contoh kalau kita relawan di sini harus bisa memberikan pelayanan yang baik, pantang pulang sebelum corona tumbang. Kita diberikan contoh dan pimpinan yang memotivasi," ucap Evi.
Sempat Ditentang Orang Tua
Jiwa Evi terpanggil. Sejak 16 Maret tahun lalu, ia memilih untuk pergi dari Manado ke Jakarta. Terutama untuk membantu para pasien Covid-19 di Wisma Atlet.
"Saya terpanggil untuk membantu sesama. Sebagai nakes, kami perawat disumpah untuk melayani sesama atau pasien," kata Evi.