TRIBUNNEWS.COM - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menghadiri kegiatan tatap muka Temu Alumni Kartu Prakerja di Surakarta, Jumat (18/6). Pada kegiatan ini, Menko Airlangga berdialog dengan perwakilan alumni Program Kartu Prakerja yang berasal dari berbagai kalangan. Airlangga mengatakan, konsep digitalisasi yang diterapkan dalam pelaksanaan program Kartu Prakerja terbukti inklusif menjangkau semua lapisan masyarakat.
“Hari ini kita melihat bahwa program Kartu Prakerja berhasil menjangkau seluruh lapisan demografi. Mulai dari laki-laki, perempuan, ibu-ibu, generasi muda dari berbagai kalangan dan wilayah. Semua yang hadir di sini membuktikan bahwa program Kartu Prakerja bisa memberikan manfaat yang nyata kepada penerimanya,” kata Airlangga.
Menko Airlangga menilai program Kartu Prakerja berhasil memenuhi kebutuhan masyarakat di tengah pandemi. Meskipun pada awalnya program ini bukanlah program yang dirancang untuk masa pandemi, namun pada akhirnya program ini menjadi sangat penting di era pandemi karena mendorong perluasan literasi digital masyarakat.
“Tingginya animo masyarakat yang diikuti kepuasan masyarakat terhadap program Kartu Prakerja bahkan setelah dilaksanakan sebanyak 17 gelombang membuktikan bahwa program ini sesuai dengan minat dan kebutuhan masyarakat saat ini,” ujar Airlangga.
Salah seorang penerima Kartu Prakerja, Alvian Setiadi, sedang mengalami kesulitan mencari pekerjaan saat mengikuti Program Kartu Prakerja. Alvian kemudian mengambil sejumlah pelatihan, di antaranya adalah kursus mahir autocad dalam 2 minggu dan sukses membuat desain web dalam 3 jam. Pelatihan tersebut diikuti agar sertifikat yang didapat bisa digunakan untuk mendukung pencarian kerja. Berbekal keahlian dari pelatihan, Alvian kini bekerja sebagai pekerja lepas di bidang desain grafis dan bangunan.
Satu lagi kisah sukses penuh haru disampaikan oleh Rita, mantan seorang pegawai bank yang beralih pekerjaan menjadi driver Grab. Di awal masa pandemi, penumpang sangat sedikit, bahkan terkadang tidak ada. Setelah itu, Rita mendapatkan tawaran dari Grab sekaligus dipandu untuk mengikuti Program Kartu Prakerja. Sempat berpikir tidak diterima sejak pendaftaran gelombang pertama, akhirnya Rita berhasil mendapat kuota di gelombang ke-4.
Rita memanfaatkan dana dari Kartu Prakerja untuk membeli 4 kelas pelatihan terkait baking. Dalam pelatihan tersebut, Rita juga diberikan motivasi untuk membuka usaha kuliner. Akhirnya, tepat hari ini, Rita secara resmi mengumumkan kepada audience yang hadir bahwa telah resmi membuka usaha kuliner dan merasa senang dapat berjumpa secara fisik berbagi kisahnya.
"Menurut saya program Prakerja ini sangat bagus sekali dan bisa dilanjutkan. Siapapun yang bertujuan menjadi wirasusaha, pasti akan berhasil asal dia sungguh-sungguh,” tutur Rita. Berkat cerita inspiratifnya, Rita mendapatkan peralatan baking pada acara tersebut.
Selain itu, Program Kartu Prakerja juga ikut mendorong akselerasi inklusi keuangan melalui platform mitra pembayaran yang membuka akses kepada penerima Kartu Prakerja yang sebelumnya tidak memiliki rekening bank. “Program Kartu Prakerja ini sejalan dengan program pemerintah untuk mendorong digitalisasi dan inklusi keuangan yang sangat dibutuhkan pada era 4.0 saat ini,” tegas Airlangga.
Tidak hanya berdialog dengan alumni Program Kartu Prakerja, pada rangkaian kunjungan yang sama, Menko Airlangga juga membuka diskusi “Good Governance Prakerja” yang diadakan oleh Universitas Sebelas Maret (UNS) secara virtual. Pada kesempatan ini, Airlangga menyampaikan keterlibatan dan kontribusi dari seluruh pemangku kepentingan menjadi kunci untuk menciptakan tata kelola yang baik dari Kartu Prakerja.
Seperti diketahui, program Kartu Prakerja dimulai lagi dengan dibukanya pendaftaran gelombang ke-17 pada 5 Juni 2021 kemarin. Airlangga berharap, program Kartu Prakerja bisa terus berjalan bahkan setelah pandemi berakhir nanti.
“Sesuai dengan tujuan awalnya sebagai program pengembangan SDM Indonesia, pemerintah berkomitmen untuk terus melanjutkan dan mengevaluasi Program Kartu Prakerja untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam skilling, upskilling, dan reskilling,” ujar Airlangga. (*)