Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi V DPR Irwan menilai pemerintah telah gagal memenuhi rasa keadilan kepada masyarakat dalam menjalankan PPKM Darurat untuk wilayah Jawa dan Bali sejak 3-20 Mei.
Hal tersebut disampaikan Irwan menyikapi masih dibukanya bandara internasional untuk warga asing masuk ke Indonesia di tengah PPKM Darurat.
"Ini kan masyarakat dipaksa dan diancam pidana untuk patuh (PPKM Darurat), tapi pemerintah gagal berikan rasa keadilan dan kepercayaan," kata Irwan saat dihubungi, Senin (5/7/2021).
Baca juga: Imbas Masuknya WNA, Legislator Demokrat: Kebijakan PPKM Darurat Melempem
Menurutnya, PPKM Darurat tidak akan maksimal selama kebijakan pemerintah tidak tegas dan inkonsisten.
"Kebijakan PPKM Darurat ini melempem. Rakyat di dalam negeri dibatasi geraknya, tetapi transportasi penumpang internasional darat, laut dan juga udara terus berlangsung sejak awal pandemi," ucap politikus Demokrat itu.
"Virus ini bukan virus endemik Indonesia tapi virus dari luar negeri. Kebijakan pembatasan kedatangan internasionalnya sudah melempem sejak awal pandemi," sambung Irwan.
Baca juga: Jangan Lembek, Pemerintah Diminta Tegas Larang WNA Masuk Indonesia
Irwan menyebut, jika ingin PPKM Darurat dalam negeri berhasil menekan penyebaran virus Covid-19, maka rakyat harus dibuat percaya dan nurut aturan pemerintah.
"Konkritnya tutup pintu masuk penumpang internasional,kemudian kita fokus laksanakan distribusi vaksin dan massifkan testing, tracing dan treatment (3T). Mau ngomong apa lagi, memang dasarnya pemerintah ini sudah kalah lawan pandemi Covid-19. Jujur saja, sistem kesehatan yang dibangun pemerintah kalah laju dengan penyebaran Covid-19," ujar Irwan.
Oleh sebab itu, Irwan pun menyarankan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatukaan semua potensi anak bangsa, tidak hanya mengandalkan pembantunya di kabinet.
Baca juga: Di Tengah PPKM Darurat Covid-19, Pemerintah Tak Tutup Pintuk Masuk WNA, Hanya Perketat Persyaratan
"Saya pikir perlu memanggil putra-putra terbaik bangsa lainnya untuk memberikan suara, pikiran dan tindakan terbaik mengatasi pandemi. Termasuk juga dari pihak oposisi, dalam situasi ini keselamatan rakyat yang utama," ujar Irwan.
"Tidak ada salahnya meminta pendapat dan pikiran terbaik termasuk dari bapak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono). Saya yakin kita semua sama semangat dan tujuannya, bagaimana agar bangsa ini bisa selamat lewati pandemi Covid-19," sambung Irwan.