News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Apa Itu Happy Hypoxia pada Pasien Covid-19? Begini Cara Mengetahui Tanda-tanda Happy Hypoxia

Penulis: Lanny Latifah
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas mempersiapkan ruangan rawat inap Pasien Covid-19 di Tower 8 Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (15/6/2021). Ini penjelasan mengenai apa itu Happy Hypoxia pada pasien Covid-19, beserta cara mengetahui tanda-tanda Happy Hypoxia.

TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini penjelasan mengenai apa itu Happy Hypoxia pada pasien Covid-19.

Diwartakan Tribunnews.com, Dokter Spesialis Paru Dr. Erlina Burhan M.Sc, Sp.P menjelaskan, Happy Hypoxia adalah kurangnya oksigen di dalam darah.

Normalnya, orang sehat memililki kadar oksigen 95-100 persen di dalam darahnya, sementara yang sakit hanya 60-70 persen.

"Mestinya orang yang kurang oksigen itu akan sesak, tapi ini tidak terjadi beberapa pasien Covid-19 dengan gejala Happy Hypoxia,"

"Kenapa? karena adanya kerusakan pada saraf yang menghantarkan sensor saraf ke otak. Lalu otak tidak dapat memberikan respon terhadap sesak tapi pasien tidak ada gejala atau tidak sesak nafas," jelasnya.

Baca juga: Dokter Paru : Happy Hypoxia Hanya Terjadi pada Orang Bergejala Covid-19

Baca juga: Panduan Mengatasi Covid-19: Gejala dan Perawatan, Protokol Isoman, Cara Tingkatkan Saturasi Oksigen

Ia menuturkan, Happy Hypoxia hanya terjadi pada pasien bergejala Covid-19.

Happy Hypoxia ini bukanlah penyakit yang berdiri sendiri, melainkan gejala atau kondisi yang dialami pasien Covid-19.

"Jangan panik, Happy Hypoxia tidak terdapat pada orang tanpa gejala (OTG) Covid-19, ini terjadi pada orang yang bergejala Covid-19, jarang sekali terjadi pada OTG," jelasnya.

Untuk itu, Erlina menuturkan penting bagi setiap pasien Covid-19 mengetahui gejala Happy Hypoxia, jika terlambat ditangani dapat berujung kematian.

"Jangan tunggu sesak nafas karena tidak ada gejala sesak nafasnya. Lihat satu tanda saja segera ke rumah sakit," ujarnya.

Baca juga: Jika Saturasi Oksigen di Atas 95 Persen, Tidak Sesak dan Tidak Komorbid, Lebih Baik Isolasi Mandiri

Cara Mengetahui Tanda Happy Hypoxia

Dokter Paru di RS Persahabatan ini menjelaskan tanda pasien Covid-19 mengalami Happy Hypoxia, yaitu jika gejala Covid-19 bertambah, batuk menetap, tubuh makin lemas, bibir dan ujung jari membiru.

"Jangan tunggu sesak jika ada tanda-tanda itu segera larikan ke rumah sakit. Kesadaran menurun dan obatnya hanya satu yaitu oksigen," ungkap dia

Sementara itu, Juru bicara Covid-19 Universitas Sebelas Maret (UNS), Tonang Dwi Ardiyanto mengatakan, kadar oksigen dalam darah bisa dideteksi dengan alat yang bernama pulsasi oksimeter (Pulse oximetry).

Namun, tanpa alat tersebut, kata dia, pasien juga bisa melakukan deteksi tanda-tanda happy hypoxia.

Caranya yakni dengan duduk tegap, dan mengambil napas dalam-dalam sebanyak 2-3 kali.

"Kalau pada orang biasa, tidak ada masalah dengan hypoxia, mestinya tidak masalah."

"Tapi kalau ada risiko ke arah sana ada timbul batuk. Jadi seperti tersedak-sedak. Itu ada tanda-tandanya mengarah ke hypoxia," kata dokter Tonang.

Baca juga: Dokter Sebut Hypoxia Belum Tentu Dialami Pasien Covid-19, Bisa Sembuh dengan Terapi Hidrogen

Baca juga: Apa Itu Proning? Teknik yang Disebut Bisa Membantu Tingkatkan Saturasi Oksigen pada Pasien Covid-19

Dr Fathiyah Isbaniah Sp.P(K), M.Pd. Ked juga menjelaskan, kadangkala seseorang yang mengalami hypoxia tidak merasakan apa-apa di kondisi awal dan belum merasakan sesak.

Ketika kadar oksigen benar-benar sudah rendah, otak tidak merespon hingga oksigen benar-benar drop ke kadar yang sangat rendah.

Jika ini terjadi biasanya fatal, seseorang bisa tidak sadarkan diri bahkan meninggal.

Untuk menghindari hal ini ia menyarankan agar pasien positif Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri juga melakukan pemeriksaan oksigen di dalam darah dengan menggunakan alat pulse oximeter.

"Kalau di rumah sakit pasien diperiksa minimal 2 kali sehari kadar oksigennya. Ketika di rumah sebaiknya juga dilakukan hal yang sama," kata dr Fathiyah saat mengisi acara di Radio Sehat, Selasa (22/9/2020).

Kejadian happy hypoxia tidak hanya dialami pasien Covid-19 tapi juga kadangkala dialami penderita saluran pernafasan lain seperti asma.

Namun seperti juga penyakit pernafasan lain yang belum tentu mengalami hipoxia, pada pasien Covid-19 juga tidak semua mengalami hypoxia.

Jika positif Covid-19 dan telah mengidap penyakit yang berhubungan dengan pernafasan, dianjurkan untuk lebih teliti memantau kadar oksigen dalam darah.

Deteksi ini untuk mencegah terjadinya perburukan yang fatal.

(Tribunnews.com/Latifah/Rina Ayu/Lilis Setyaningsih)

Berita lainnya terkait Penanganan Covid

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini