TRIBUNNEWS.COM - Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus, ikut menanggapi pernyataan anggota Komisi IX DPR Fraksi PAN Saleh Partaonan Daulay tentang permintaan ruang intensive care unit (ICU) untuk wakil rakyat.
Menurut Lucius, permintaan tersebut berlebihan dan terkesan konyol.
Pasalnya, di tengah lonjakan kasus Covid-19 saat ini, permintaan ICU tidak hanya dari kalangan anggota dewan saja.
Namun, masyarakat juga sama membutuhkannya.
Baca juga: Setelah RS Khusus Pejabat, Kini Anggota DPR Minta Menkes Menjamin ICU untuk Wakil Rakyat
"Itu kelihatan berlebihan jika tidak ingin dikatakan konyol, mengingat yang membutuhkan ICU saat ini bukan hanya anggota DPR saja," kata Lucius, dikutip dari tayangan Youtube Kompas TV, Kamis (15/7/2021).
Lucius mengingatkan, fasilitas ICU tidak diberikan kepada mereka yang memiliki status sosial saja.
Menurutnya, pihak rumah sakit lah yang berhak menentukan apakah seseorang perlu mendapatkan fasilitas ICU.
"Tidak pernah fasilitas ICU itu diberikan berdasarkan status sosial seseorang."
"ICU hanya diberikan kepada pasien yang sangat kritis yang menurut ukuran RS layak mendapatkannya," ujar Lucius.
Baca juga: Sekjen PAN Eddy Soeparno Usul Rumah Jabatan Anggota DPR Jadi Tempat Isoman Pasien Covid-19
Di sisi lain, setelah pernyataannya memantik kritik dari publik, anggota Komisi IX DPR Saleh Daulay buka suara.
Saleh mengatakan, pernyataannya yang menyebut tidak ingin mendengar ada anggota DPR tidak mendapat ruang ICU, tidak bermaksud meminta keistimewaan bagi pejabat atau anggota DPR.
Menurut Saleh, pernyataan itu ia sampaikan agar pemerintah menyiapkan fasilitas kesehatan yang mumpuni untuk merawat seluruh pasien Covid-19, tanpa membedakan kelas sosial.
"Dalam konteks ini, saya perlu meluruskan bahwa apa yang saya sampaikan di rapat tidak ada maksud untuk melebih-lebihkan para pejabat ataupun anggota DPR," kata Saleh dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (14/7/2021).
Ketua Fraksi PAN itu menegaskan, tidak ada niat dan tujuan dari pernyataan itu untuk membeda-bedakan masyarakat.