TRIBUNNEWS.COM - Berikut adalah penjelasan mengenai hujan meteor perseid dan cara melihatnya.
Meteor sering disebut "bintang jatuh", tetapi sebenarnya berasal dari serpihan puing di ruang angkasa yang menghantam atmosfer Bumi dan terbakar.
Mengutip nbcnews.com, hujan meteor Perseid terjadi setiap tahun dari sekitar pertengahan Juli hingga akhir Agustus.
Lebih tepatnya, fenomena ini akan aktif pada 14 Juli hingga 24 Agustus 2021.
Sementara puncak hujan meteor terjadi pada 11, 12 dan 13 Agustus 2021.
Sebagai informasi, kecepatan hujan meteor Perseid ini mencapai 59 km per detik.
Baca juga: Fenomena Astronomis Bulan Juli: Mulai dari Aphelion Bumi hingga Matahari di Atas Kabah Kedua Kali
Baca juga: Cara Menentukan Arah Kiblat saat Matahari Berada di Atas Kakbah pada Hari Ini
Hujan meteor Perseid terjadi saat Bumi melewati awan partikel debu dan puing-puing dari komet yang dikenal sebagai 109P/Swift-Tuttle.
Dikutip dari cbsnews, komet tersebut ditemukan pada tahun 1862 oleh Lewis Swift dan Horace Tuttle. Ia mengorbit matahari sekali setiap 133 tahun, terakhir melewati tata surya bagian dalam pada tahun 1992.
Saat partikel dari komet menghantam atmosfer dengan kecepatan hingga 140.000 mph, mereka menjadi panas dan muncul sebagai garis-garis cahaya di langit malam.
Potongan komet yang lebih besar yang menyebabkan meteor sangat terang disebut bola api.
Perseid paling baik dilihat di belahan bumi utara selama jam-jam sebelum fajar, meskipun kadang-kadang dimungkinkan untuk melihat di jam 10 malam.
Baca juga: Cerita di Balik Jepretan Foto Meteor di Gunung Merapi: Seperti Lampu Pijar Jatuh ke Arah Puncak
Baca juga: VIRAL Foto Diduga Meteor Jatuh di Gunung Merapi, LAPAN Beri Penjelasan
Bagaimana Cara Melihat Hujan Meteor Perseid?
Hujan meteor paling baik dilihat dari tempat-tempat yang jauh dari lampu kota, karena polusi cahaya dapat menenggelamkan bintang jatuh.