"Kemarin ada yang mengatakan pemerintah berlebihan mau menghadapi demo, tapi ternyata demonya tidak ada. Siapa yang berlebihan? Kita tahu bahwa demo tanggal 24 Juli 2021 tidak akan ada."
"Kita sudah tahu karena tidak ada yang pegang komando, itu gampang untuk menemukan siapa yang menyebarkan. Alat di Polri ada, di BIN ada, di TNI ada, semuanya sudah ada, siapa yang penyebar pertama itu dicari dari situ."
"Ternyata hanya iseng, ada 7 orang, kita tanya, mereka mengatakan 'kami hanya iseng' lalu minta maaf," ungkap mantan Ketua MK ini.
"Makanya tanggal 24 Juli kita tidak mengerahkan tentara dimana pun, polisi dimana pun, karena kita tahu nggak ada apa-apa," tambah Mahfud.
Baca juga: Ajakan Demo Jokowi End Game Diduga Dilakukan oleh Orang Lama yang Ingin Berkuasa
Mahfud menjelaskan, seruan tersebut hanya diprovokasi oleh orang-orang iseng.
Kemudian, provokasi tersebut tidak terencana dengan matang sehingga tidak ada pengikutnya.
"Ini cuma diprovokasi oleh orang-orang iseng, menurut saya, tidak terencana dengan matang, tidak ada pengikutnya tapi disebar."
"Lalu di panas-panasi oleh beberapa akun yang ingin membuat pemerintah disalahkan," ungkapnya.
Provokator Aksi 'Jokowi End Game' Sempat Diburu Polisi
Poster seruan untuk melakukan aksi unjuk rasa menolak PPKM Darurat atau disebut aksi Jokowi End Game, sempat ramai di media sosial beberapa waktu lalu.
Dalam seruan tersebut, rencana aksi 'Jokowi End Game' dilakukan pada Sabtu (24/7/2021), dimulai dari Glodok menuju Istana Negara.
"Mengundang seluruh elemen masyarakat!! Untuk turun ke jalan menolak PPKM dan menghancurkan oligarki istana beserta jajarannya," tulis seruan pada poster itu.
Namun, aksi tersebut mendapat kecaman publik, karena dianggap membahayakan masyarakat di tengah lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia.
Baca juga: Aksi Demo Jokowi End Game Tak Terbukti, Polisi Buru Penyebar Hoax
Setelah aksi tersebut tidak terbukti, publik pun kembali menyoroti sebaran poster untuk menangkap sang provokator aksi tersebut.