TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam rangka memperingati Milad ke-46 Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ketua Umum MUI KH Miftachul Akhyar mengibaratkan MUI sebagai sebuah kereta.
Di usia MUI yang saat ini bergenap 46 tahun, kata dia, MUI bagaikan sebuah kereta api yang punya jalan dan jalur tertentu.
Kereta api, kata dia, semua unsurnya jelas baik itu tujuan, stasiun, rel, lokomotif, maupun gerbongnya.
Kereta api, lanjut dia, tidak mengikuti keinginan penyewanya.
Kereta api, kata dia, pergi dalam hujan, di bawah terik matahari, dalam badai, dan dalam terowongan-terowongan yang gelap.
Selain itu, kereta api juga berkonsentrasi pada jalannya dan melaju tanpa ragu-ragu.
Hal tersebut disampaikannya di kanal Youtube OFFICIAL TVMUI pada Senin (26/7/2021).
"Kereta api selalu tiba di stasiunnya. Pertanyaannya adalah yang mana yang harus diambil dari sekian stasiun itu?" kata Akhyar.
Jika kereta berada di jalur yang salah, lanjut dia, maka setiap stasiun yang didatangi adalah stasiun yang salah juga.
Baca juga: Jokowi Terimakasih pada MUI yang Tausiah Soal Pandemi Covid-19
"Jika kereta tidak berhenti di stasiunnya, maka itu bukan kereta kita. Itulah Majelis Ulama Indonesia," kata Akhyar.
Ia melanjutkan, para pimpinan pendahulu di MUI telah menancapkan prinsip-prinsip keorganisasian.
"Sehingga seperti kereta api itulah yang jelas, yang ingin memberikan maslahat kepada siapapun dalam rangka menjalankam misi rahmatan lil alamiin. Sehingga sampai saat ini MUI bisa menjalankan perannya dengan baik dalam hal sebagai mitra pemerintah ataupun sebagai pelayan atau penyambung aspirasi umat," kata Akhyar.