Pendidikan ini dijalaninya di Padang Panjang tahun 1921—1925.
Sariamin menamatkan sekolahnya pada tanggal 18 April 1925.
Sebelum dia sekolah di Meisjes Normalschool Selasih sudah menamatkan pendidikan sekolah desa pada tahun 1916.
Pendidikan yang diperoleh oleh Sariamin cukup tinggi dan istimewa untuk masa itu sebab pendidikan untuk wanita di masa itu masih merupakan hal langka.
Keberadaan pendidikan perempuan yang demikian itu agaknya menggerakkan hati Sariamin untuk menuliskan kondisi yang dihadapinya.
Beberapa karangannya bertema pendidikan untuk perempuan, seperti "Betapa pentingnya Anak Perempuan Bersekolah"; "Tak Perlukah Ditambah Sekolah Gadis di Sumatra?"
Selain pendidikan formal di zaman pemerintahan Belanda, pada masa Jepang Selasih juga mengikuti Sekolah Tinggi Pendidikan zaman Jepang atau Jo Kien Sihan Gakko pada sekitar tahun 1943-1944 di Padang Panjang.
Sariamin juga pernah mengikuti pendidikan di sekolah Samilussalam kepunyaan Ja'afar Jambek di Bukit Tinggi.
Sekolah inilah yang menjadikan Sariamin dekat dengan agama Islam dan kemudian menjadi pengurus organisasi Islam yang aktif.
Karya Sariamin Ismail
Karya-karya berikut ada yang sudah diterbitkan dan ada yang belum diterbitkan.
Beberapa di antara karya Sariamin Ismail atau Selasih adalah sebagai berikut:
Puisi
1. Kebesaran Hari Raya (Pandji Pustaka. No. 8-9. 1933. Th. 11)
2. Kecewa (Pandji Pustaka. No. 24. 1933. Th. 11)
3. Lapar (Pudjangga Bam. No. 1. 1933. Th. 1)
Prosa
Roman (sudah terbit)
1. Kalau Tak Untung (Balai Pustaka. Jakarta: 1933)
2. Pengaruh Keadaan (Balai Pustaka. Jakarta: 1937)
3. Kembali Ke Pangkuan Ayah (Mutiara Sumber Widya, Jakarta: 1986)
4. Musibah Membawa Bahagia (Depdikbud. Jakarta: 1986)
Roman (belum terbit)
1. "Di Pusara Ibu"
2. "Corak Dunia"
(Tribunnews.com/Widya) (TribunPontianak/Nasaruddin) (Kompas.com/Rosy Dewi Arianti)