Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Kantor Staf Presiden (KSP) menemukan bahwa sebagian besar tenaga kesehatan (nakes) mulai mengeluhkan kelelahan terutama dalam melakukan contact tracing Covid-19 selama masa pandemi berkepanjangan ini.
Hal itu didapatkan setelah melakukan serangkaian verifikasi lapangan di empat provinsi di Pulau Jawa.
“Puncak pandemi pada bulan Juni-Juli kemarin membuat kami kelelahan. Tapi semua nakes di sini sejak awal punya komitmen dan terus semangat, karena kami paling dekat dengan masyarakat sekitar sini,” kata dr. Kristina br. Ginting, Kepala Puskesmas Wanasari, Kab. Bekasi saat ditemui tim verifikasi KSP dalam keterangan yang diterima, Sabtu (31/7/2021).
Contact tracing atau penelusuran kontak adalah upaya identifikasi terhadap orang-orang yang melakukan kontak dengan pasien positif Covid-19.
Tujuan dari contact tracing adalah pengendalian dan pencegahan laju penyebaran virus dalam skala yang lebih besar.
Baca juga: Wanita Bule asal Skotlandia Divaksin di Depok, Ungkap Pujian pada Nakes
Upaya ini tidak boleh berhenti walaupun hasil pemantauan terhadap penambahan kasus Covid-19 semakin menurun.
Demikian juga masyarakat tidak boleh bersikap permisif dan mulai melonggarkan disiplin protokol kesehatan.
Namun, upaya menekan laju penularan virus bukan tanpa suatu hambatan, terutama bagi para nakes.
Selain memantau disiplin protokol kesehatan di tingkat RT/RW, para nakes dari puskesmas harus menghadapi kesulitan dalam meyakinkan pasien atau pihak yang memiliki kontak erat dengan pasien agar melakukan tes Covid-19.
“Masih banyak yang menghindar untuk melakukan tes. Kalau sudah begini, mau tidak mau tenaga kesehatan dari puskesmas harus mendatangi mereka dan membujuk mereka satu per satu,” kata Tenaga Ahli Utama KSP Abraham Wirotomo.
Berdasarkan pengamatan di lapangan, Jika terdapat 1 orang pasien yang dinyatakan positif Covid-19, maka para nakes akan melakukan upaya contact tracing terhadap setidaknya 15 orang yang pernah melakukan kontak erat.
Sementara itu, sumber daya manusia di puskesmas sangatlah terbatas. Hal ini lah menjadi salah satu faktor terbesar yang menyebabkan para nakes mengalami kelelahan yang luar biasa.
Sehingga, tak jarang pihak puskesmas mengandalkan kerja sama dengan para relawan atau inisiatif dari warga RT/RW setempat.