Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan video call dengan keluarga aktivis lingkungan Togu Simorangkir yang berjalan kaki dari Danau Toba, Sumatra Utara ke Jakarta.
Untuk diketahui aksi Togu Simorangkir tersebut sebagai bentuk protes soal lingkungan di daerahnya.
"Sore tadi, saya menerimanya di istana. Saya juga sempat berbicara lewat video call dengan rekan dan keluarga Togu Simorangkir di Sumatra Utara," kata Jokowi dalam akun instagramnya @jokowi, Jumat, (6/8/2021).
Jokowi mengaku sepakat bahwa kelestarian lingkungan merupakan tanggung jawab semua pihak demi keberlanjutan kehidupan di masa mendatang.
Adapun saat video call bersama keluarga Togu Simorangkir, Presiden menyampaikan permohonan maaf karena tidak bisa menerima semua peserta aksi jalan kaki yang memprotes masalah lingkungan di sekitar Danau Toba.
Untuk diketahui Togu Simorangkir berjalan kaki dari Danau Toba ke Jakarta bersama rekannya Anita Hutagalung dan Irwandi Sirait.
"Mohon maaf karena Pandemi tidak bisa terima semuanya," kata Jokowi.
Baca juga: Pimpinan Komisi VI Minta Satgas Investasi Periksa dan Berikan Sanksi PT TPL
Meskipun demikian Kepala Negara berjanji akan menyelesaikan masalah hutan adat seluas 14 ribu hektar yang diprotes Togu Simorangkir.
"Tadi sudah disampaikan ke pak Togu, 15 hutan adat akan saya selesaikan bulan ini. Kira 14 ribu hektar. Tadi yang lima sudah jadi. Sudah saya tunjukan ke pak Togu , nanti biar dibawa copy nya. Kemudian yang 15 akan saya selesaikan dalam bulan ini," katanya
Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima kedatangan aktivis lingkungan, Togu Simorangkir, di Istana Merdeka, Jakarta, pada Jumat, (6/8/2021).
Kedatangan Togu ke Istana ini dimaksudkan untuk menyampaikan secara langsung terkait isu lingkungan dan konflik lahan di area sekitar Danau Toba, Provinsi Sumatera Utara.
Baca juga: Komnas HAM Akan Komunikasi dengan Polisi dan Kementerian LHK Terkait Aduan Masyarakat Soal PT TPL
Sebelumnya, Togu Simorangkir bersama temannya, Anita Hutagalung dan Irwandi Sirait, melakukan aksi jalan kaki dari Danau Toba menuju Istana Negara, Jakarta, sebagai bentuk protes atas dugaan pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh PT Toba Pulp Lestari (TPL).
Selain itu, aksi ini juga merupakan respons atas bentrok PT TPL dengan masyarakat adat di Natumingka, Sumatera Utara.
Ketiganya melakukan perjalanan dari Makam Raja Sisingamangaraja XII, di Soposurung, Balige, Senin, 14 Juni 2021 lalu dan tiba di Jakarta setelah menempuh perjalanan selama 44 hari.
"Tujuan dari aksi ini sebenarnya visinya itu adalah kelestarian Danau Toba untuk kesejahteraan generasi mendatang. Dengan misi aksi ini kita ingin mencari perhatian publik. Kita ingin mengatakan bahwa ini lho di Danau Toba, di Tano Batak sedang ada masalah," ujar Togu dalam keterangannya usai diterima Presiden.
Baca juga: Eks Direktur Konflik BPN Ungkap Solusi Selesaikan Konflik Tanah PT TPL Dengan Masyarakat Adat
Dalam pertemuan dengan Kepala Negara, Togu menyampaikan bahwa Presiden Joko Widodo telah mengetahui permasalahan lingkungan yang disampaikan oleh dirinya selaku perwakilan Tim 11 Aliansi Gerak Tutup TPL.
Togu juga menyampaikan bahwa status Danau Toba sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) tidak sejalan dengan aktivitas-aktivitas yang merusak lingkungan.
"Bapak Presiden mengatakan tadi kerusakan-kerusakan lingkungan yang sudah terjadi, mari kita tanami. Pemerintah siap memberikan bibit pohonnya, dan rencananya Bapak Presiden akan datang November atau Desember untuk melakukan penanaman bersama dengan Tim 11 dan masyarakat adat," jelasnya.
"Tadi juga Bapak Presiden mengatakan ada 15 tanah adat yang akan diselesaikan bulan ini. Tadi saya sudah melihat lima yang sudah diselesaikan, dan sepuluh lagi akan diselesaikan beliau dalam bulan ini. Ini kabar gembira untuk masyarakat adat di sekitar Danah Toba," tambahnya.
Di penghujung keterangannya, Togu menegaskan bahwa dengan menjaga dan melestarikan Danau Toba, generasi mendatang bisa turut menikmati keindahan dan kelestariannya.
Untuk itu, ia berharap semua pihak bisa turut menjaga kelestarian lingkungan di sekitar Danau Toba.
"Kita berharap investasi-investasi yang di sekitar Danau Toba juga memerhatikan tentang lingkungan hidup, jangan hanya fokus mengeruk keuntungan tapi mengabaikan kelestarian lingkungan dan keberlanjutan kehidupan di masa mendatang," katanya.