TRIBUNNEWS.COM - Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Zubairi Djoerban turut tanggapi soal kasus vaksin kosong di Pluit.
Menurut Zubairi, peristiwa seperti ini tidak dapat disepelekan, ini adalah peristiwa serius.
Sehingga, perlu adanya penyelidikan serius terhadap kasus ini.
Hal ini dilakukan demi dapat mengungkap motif apa yang menjadi alasan vaksinator tersebut, hingga melakukan penyuntikkan dengan vaksin kosong.
Apakah vaksinator tersebut kelelahan, atau pun ada kemungkinan motif lain dibaliknya.
Ditakutkan, kata Zubairi, kejadian ini karena ada motif penimbunan vaksin atau karena sistem kontrolnya kurang baik.
Hal tersebut diungkap Zubairi pada akun Twitternya @ProfesorZubairi, Rabu (11/8/2021).
Baca juga: Polemik Suntik Vaksin Kosong, Penyelenggara dari Pihak Swasta, Vaksinator Kini Jadi Tersangka
"Menyuntik vaksin kosong di Pluit adalah peristiwa serius. Harus diselidiki dengan jelas mengapa relawan nakes itu melakukan suntikan palsu. Apakah kelelahan, atau kemungkinan motif lain, seperti penimbunan vaksin, atau memang sistem kontrolnya yang tidak jalan?" kata Zubairi.
Dalam cuitan lain, Zubairi mengatakan demi memastikan vaksin yang didapat benar-benar berisi vaksin (tidak kosong), masyarakat perlu memperhatiakan tahapan-tahapan tertentu.
Yakni masyarakat harus memastikan vaksin tersebut dikeluarkan dari botol dihadapan mereka.
Sementara itu, kepada tenaga kesehatan atau vaksinator hendaknya menunjukkan dosis sebelum menyuntik.
"Untuk memastikan Anda divaksinasi dengan benar, perhatikan tahapan-tahapan ini, (yakni) Vaksin harus dikeluarkan dari botol di depan penerima vaksin (dan) nakes menunjukkan dosis sebelum menyuntik," tulis Zubairi.
Zubairi memberikan pesan, penerima vaksin harus melihat apakah nakes itu benar-benar memasukkan vaksin atau tidak.
Baca juga: Ungkap Motif Lain, Polisi Dalami Pemeriksan Perawat yang Suntikan Vaksin Kosong ke Anak di Jakut
Kalau perlu, mintalah diperlihatkan jarum suntik telah kosong setelah penyuntikan.