Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) menjelaskan kronologi cekcok petugas Imigrasi Kelas I Jakarta Selatan dengan diplomat asal Nigeria bernama Abdul Rahman Ibrahim.
Diketahui, cekcok antara petugas imigrasi dengan diplomat Nigeria tersebut sempat viral di media sosial.
Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham DKI Jakarta Ibnu Chuldun mengatakan, kejadian berawal ketika petugas imigrasi melakukan pengecekan surat serta dokumen terhadap warga negara asing (WNA) di satu apartemen daerah Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (7/8/2021).
Saat itu, sambungnya, Abdul Rahman Ibrahim ternyata menolak untuk menunjukkan identitasnya.
"Peristiwa bermula terjadi pada tanggal 7 Agustus 2021 di depan sebuah apartemen di kawasan Kuningan. Di mana, petugas Imigrasi melakukan pengawasan dan pengecekan rutin terhadap keabsahan izin tinggal Warga Negara Asing (WNA)," kata Ibnu dalam jumpa pers virtual, Kamis (12/8/2021).
"Pada saat pengecekan oleh petugas, yang bersangkutan menolak menunjukkan identitas atau paspornya kepada tim pengawasan Keimigrasian Kantor Imigrasi Klas I Khusus Jakarta Selatan," tambahnya.
Ibnu mengatakan, para petugas imigrasi sedianya memiliki kewenangan untuk melakukan pengecekan paspor serta izin terhadap orang asing di Indonesia.
Baca juga: Kemlu Bisa Usul Pembentukan TPF 2 Negara Usai Keributan Diplomat Nigeria dan Petugas Imigrasi
Namun, Abdul Rahman Ibrahim tidak bersikap kooperatif terhadap petugas imigrasi.
"Yang bersangkutan bersikap tidak kooperatif, bahkan dengan menghardik petugas serta menantang untuk dibawa ke kantor imigrasi untuk pemeriksaan," ujarnya.
Berdasarkan aturan Keimigrasian Indonesia, ditekankan Ibnu, orang asing wajib memperlihatkan dan menyerahkan paspor atau izin tinggal yang dimilikinya apabila diminta pejabat Imigrasi yang bertugas.
Tetapi saat itu, diplomat asal Nigeria itu justru menolak menunjukkan identitasnya.
"Saya perlu garis bawahi bahwa yang bersangkutan menolak menunjukkan identitas, maka petugas imigrasi tidak mengetahui tentang status yang bersangkutan sebagai Diplomat," kata dia.
Karena menolak menunjukkan identitasnya, Ibrahim kemudian dibawa oleh petugas ke Kantor Imigrasi Kelas I Jakarta Selatan, untuk mendapat keterangan lebih lanjut.
Baca juga: Kisruh Imigrasi dengan Diplomat Nigeria, Sahroni: RI Negara Hukum, Tindakan Imigrasi Sesuai SOP
Kesalahpahaman kemudian terjadi lagi antara petugas dengan Ibrahim di dalam mobil saat menuju Kantor Kelas I Keimigrasian Jakarta Selatan.
"Karena tidak mendapat jawaban terkait ke kantor imigrasi mana yang bersangkutan akan dibawa, yang bersangkutan menunjukkan kegelisahan dan menunjukkan sikap yang agresif kepada petugas, termasuk berteriak-teriak, menggigit, meronta, hingga menyikut petugas imigrasi," ujar Ibnu.
"Yang bersangkutan bahkan berusaha untuk memecah kaca jendela mobil dengan menggunakan rokok elektrik yang sudah direbut dari petugas imigrasi," imbuhnya.
Karena sikap agresif tersebut, seorang petugas imigrasi mengalami luka lebam hingga berdarah di bagian bibir sebelah kiri.
Lantas, petugas imigrasi kemudian mencoba menenangkan Ibrahim dengan menahan kepala dan tangannya seperti yang videonya viral di medsos.
"Setibanya di Kantor Imigrasi Jaksel, Saudara Ibrahim baru bersedia menunjukkan kartu identitasnya, maka dari kartu ini baru diketahui bahwa yang bersangkutan adalah salah satu pejabat diplomat Kedubes Nigeria di Jakarta," kata Ibnu.
Setelah mengetahui status Ibrahim adalah diplomat Nigeria, petugas imigrasi lantas berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu).
Baca juga: Penjelasan Imigrasi Terkait Video Viral Penangkapan Diplomat Nigeria
Kemenlu langsung melakukan verifikasi dan memberikan konfirmasi status Ibrahim sebagai diplomat serta menjelaskan hak-haknya.
Ditambahkan Ibnu, pihaknya juga telah menerima dari Kemenlu terkait salinan dokumen Keimigrasian dan status diplomatik Ibrahim.
Status diplomat Ibrahim tersebut, ditekankan Ibnu, baru diketahui pihaknya setelah sempat terjadi cekcok.
Kesalahpahaman tersebut, diklaim Ibnu, sudah diselesaikan dengan damai.
Ibrahim dengan petugas imigrasi telah sepakat berdamai.
Hal tersebut disaksikan langsung Dubes Nigeria untuk Indonesia.
"Maka pertemuan dengan dubes Nigeria berlangsung dalam suasana amat baik. Bahkan masing-masing telah menyatakan perdamaiannya dan masing-masing telah jabat tangan sebagaimana foto dokumen yang tean-teman dapatkan," kata Ibnu.