TRIBUNNEWS.COM - Pertanian merupakan sektor penting dalam pembangunan perekonomian tanah air. Pertanian pun menjadi motor penggerak dan penyangga perekonomian nasional. Untuk itu, Kementan melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian terus berupaya meningkatkan mutu dan produksi pertanian nasional .
Salah satunya melalui kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT), contohnya kegiatan yang dilakukan di Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan kebutuhan air sangat diperlukan, khususnya untuk mendukung budi daya pertanian.
"Kementerian Pertanian mendukung hal tersebut dengan kegiatan RJIT. Dengan kegiatan ini, kita pastikan air akan sampai ke lahan-lahan persawahan," ungkapnya.
Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil, turut menjelaskan bahwa RJIT merupakan bagian dari water management.
"Tujuannya adalah memastikan ketersediaan air untuk kebutuhan budi daya pertanian melalui perbaikan atau penyempurnaan jaringan irigasi. Program ini bertujuan meningkatkan kinerja jaringan irigasi tersier sehingga dapat meningkatkan fungsi layanan irigasi," jelasnya.
Direktur Irigasi Ditjen PSP Kementan Rahmanto juga menjelaskan kegiatan RJIT yang dilaksanakan di Kabupaten Batang.
"Total panjang jaringan irigasi tersier yang dibangun di Batang adalah 914 KM. Kondisi saluran yang baik ada sekitar 368 KM atau 40%, sedangkan kondisi saluran yang rusak itu ada 546 KM atau 60%," terangnya.
Salah seorang petani asal Kabupaten Batang, Muslih, mengaku sangat terbantu dengan adanya kegiatan ini.
"Dulu masyarakat petani sekitar sini, khususnya saya dan kawan-kawan, sebelum irigasi ini dibangun memang agak sulit. Malah yang di Utara itu air tidak sampai. Tapi dengan adanya pembangunan irigasi ini, Alhamdulillah masyarakat petani sangat bersyukur karena mendapatkan air," ungkapnya.
Petani lainnya, Purwanto, mengutarakan hal yang sama. Menurutnya, produktivitas petani lahan sawah meningkat signifikan. "Aliran air bisa lancar sehingga petani yang di bawah bisa teraliri aliran air dengan sempurna," katanya.
Sedangkan Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Batang Susilo Heru Yuwono menjelaskan peningkatan yang dialami dari RJIT. "Dampak dari saluran irigasi yang dibangun kembali, adalah bisa menaikkan hasil panen menjadi 7,5 ton per hektar," jelasnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah, Suryo Banendro, kemudian menyampaikan bahwa tahun ini target produksi Jawa Tengah adalah 9,4 ton gabah kering. Salah satu faktor yang mendukung adalah masalah ketersediaan dan keterjaminan air.
"RJIT akan memudahkan dalam mengelola air distribusi air dan tentunya akan memberi andil yang signifikan dalam program peningkatan produksi dan indeks pertanaman. Sinergi hubungan antara pemerintah pusat dan daerah dalam penyelenggaraan kegiatan ini menjadi kunci sukses Jawa tengah melaksanakan RJIT," ungkap Suryo. (*)