TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Denny JA baru saja mendapatkan hadiah tertinggi dalam dunia profesi yaitu Lifetime Achievement Award.
Menurut Satrio Arismunandar, anggota asosiasi Satupena, yang juga mantan sekjen Aliansi Jurnalis Independen (AJI), penghargaan Lifetime Achievement Award itu, merupakan satu apresiasi atas dedikasi seseorang yang panjang pada satu profesi.
"Lazimnya Lifetime Achievement Award itu, diberikan kepada mereka yang minimal sudah 40 tahun berkarya di bidangnya,” dalam siaran pers yang diterima Tribunnews.com, Minggu (15/8/2021).
Lebih istimewa lagi, penghargaan ini diberikan oleh sesama rekan profesi, peer to peer, sebuah asosiasi. Untuk kasus penulis, lembaga pemberinya adalah Indonesian Writers Guild Satupena.
Bersama Denny JA, juga diberi penghargaan sebelas penulis lain, yang berdedikasi di bidangnya masing masing. Antara lain: Prof Dr. Azyumardi Azra, Prof. Dr. Didin S Damanhuri. Chappy Hakim, Jayasuprana, Akmal Nasery Basral, Nasir Tamara, Fakhrunas Jabbar, Nina Akbar Tanjung, Wina Armada, Ilham Bintang, dan penulis muda Artie Akhmad.
Baca juga: Ingin Berkarier sebagai Penulis? Ini Tuntutan yang Perlu Kamu Hadapi!
Dua belas penulis ini masing mendapatkan sertifikat dan hadiah Rp.8 juta. Sementara Denny JA mendapatkan hadiah Rp.12 juta karena Lifetime Achievement Award menjadi hadiah utama.
Mengenai terpilihnya Denny JA, menurut Satrio, ada sejumlah pertimbangan. Denny dianggap membawa banyak tradisi baru dalam waktu yang panjang. Satrio sendiri rekan yang acap berpolemik dengan Denny JA di koran, sejak era mahasiswa, sejak 35 tahun lalu.
Alasan lain, Denny juga sudah 40 tahun menulis. Ia menerbitkan 102 buku dengan isu yang sangat luas, mulai dari demokrasi, marketing politik, agama, review film, catatan perjalanan, ekonomi-politik, hingga sastra.
Denny dinilai tak hanya fasih menulis esai, puisi, meme, berorasi di Youtube, tapi menulis pula di Jurnal Akademik international yang masuk kategori scopus.
Menurutnya, pada 2000-an, publikasi survei hasil risetnya juga membawa tradisi baru datangnya era ilmu politik kuantitatif dan profesi baru konsultan politik. Pada 2012 ke atas, di dunia sastra, Denny juga membawa gerakan puisi esai, genre baru yang Ia ciptakan, dan kini meluas ke Asia Tenggara.
Sementara terkait marketing politik, Prof Romli menyatakan Buku Denny JA (Membangun Legacy, 2020) membawa pendekatan baru yang Romli sebut: “Denny JA’s Law of Political Marketing.
Denny JA sendiri ketika diminta tanggapan soal hadiah utama yang Ia peroleh, hanya berucap pendek: “Saya menghormati penghargaan ini dengan berkarya lebih bagus lagi, dan merenung lebih dalam lagi.”*