News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Berita Populer Hari Ini

POPULER NASIONAL Elektabilitas Puan Tertinggal Jauh dari Ganjar | Arti 404 Not Found di Mural Jokowi

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ganjar Pranowo dan Puan Maharani. Berita populer nasional Tribunnews: Hasil survei Ganjar Pranowo melampaui Puan Maharani, arti 404: Not Found di mural Jokowi.

TRIBUNNEWS.COM - Simak berita populer nasional Tribunnews selama 24 jam terakhir.

Hasil survei elektabilitas Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, melampaui Ketua DPR RI, Puan Maharani.

Terkait hal ini, anggota Komisi III DPR RI Fraksi PDIP, Arteria Dahlan, memberikan tanggapannya.

Sementara itu, viral mural Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertuliskan 404: Not Found di bagian mata.

Mural tersebut dibuat di Batuceper, Tangerang, Banten.

Baca juga: Ditanya soal Baliho, Ganjar Mengaku Tak Sempat Memikirkan, Pilih Fokus Tangani Covid-19

Baca juga: Peringati Hari Pramuka, Puan: Teruslah Berbakti Tanpa Henti untuk Ibu Pertiwi

Dirangkum Tribunnews, berikut ini berita populer nasional yang dapat Anda simak:

1. Hasil Survei Ganjar Pranowo Lampaui Puan Maharani

Ganjar Pranowo dan Puan Maharani (Instagram @ganjar-pranowo dan @endro_dc)

Anggota Komisi III DPR RI Fraksi PDIP, Arteria Dahlan, ikut menanggapi terkait hasil survei dari Charta Politika Indonesia yang merilis tingkat elektabilitas para tokoh atau pejabat politik di Indonesia.

Dari survei tersebut, terdapat dua nama kader PDIP, yakni Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dan Ketua DPR RI, Puan Maharani.

Ganjar Pranowo menjadi pejabat politik yang memiliki elektabilitas tertinggi dengan 16,2 persen.

Sementara, elektabilitas Puan Maharani terlampau jauh dari Ganjar dengan angka 0,7 persen.

Baca selengkapnya >>>

2. Guru Besar FKUI Singgung soal Harga PCR di Indonesia

Prof Tjandra Yoga Aditama (HO/TRIBUNNEWS)

Perbandingan tarif tes Polymerase Chain Reaction (PCR) di India yang lebih murah ketimbang Indonesia menjadi perbincangan hangat belakangan ini.

Pertanyaan terus muncul mengenai harga alat tes PCR tersebut yang dianggap lebih mahal di Indonesia.

Baca juga: Pimpinan Komisi IX: Testing dan Tracing Akan Lebih Bagus bila Harga PCR Tes Makin Murah

Baca juga: Tarif Tes PCR di India Murah, Pakar: Mungkin Ada Subsidi dari Pemerintah

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI), Prof Tjandra Yoga Aditama, menyebut kalau harga tes PCR lebih murah di Indonesia maka lebih mudah untuk mengendalikan penularan virus Covid-19.

"Kalau harga tes lebih murah maka jumlah tes di negara kita juga dapat lebih banyak sehingga lebih mudah mengendalikan penularan di masyarakat," ujar Tjandra kepada Tribun, Sabtu (14/8/2021).

Tentu kata Prof Tjandra perlu analisa yang mendalam mengapa sampai biaya tes PCR di tanah air begitu mahal.

Baca selengkapnya >>>

3. Petinggi Demokrat Sebut KLB Moeldoko Bukan Konflik

Wakil Ketua MPR Syarief Hasan. (Istimewa)

Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Syarief Hasan, mengatakan permasalahan Moeldoko dan KLB-nya lebih cocok disebut gangguan, ketimbang konflik.

Pasalnya, menurut Syarief, sebutan konflik lebih pas jika permasalahannya berasal dari internal partai.

Sedangkan Moeldoko dan KLB-nya berasal dari luar tubuh partai Demokrat.

"Ada beda antara konflik dengan gangguan. Kami lihat ini bukan konflik, karena kalau konflik itu internal."

"Tapi ini adalah gangguan," kata Syarief dalam diskusi daring Polemik Trijaya, Sabtu (14/8/2021).

Baca selengkapnya >>>

Baca juga: Tak Permasalahkan Konten Mural Jokowi 404: Not Found, Faldo Maldini Singgung soal Perizinan

Baca juga: BKN Keberatan LAHP Ombudsman soal TWK, Pegawai KPK Ingatkan Ucapan Jokowi

4. Jokpro Optimis Amandemen UUD 1945 Terealisasi 2022

Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari, mengenakan kaus bergambar Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto saat hadir dalam program Mata Najwa, Kamis (18/3/2021). (Tangkap Layar YouTube/Najwa Shihab)

Komunitas Jokowi-Prabowo 2024 alias Jokpro 2024 terus mendorong agar Presiden Joko Widodo dapat kembali maju di Pilpres 2024 berpasangan dengan Prabowo Subianto.

Penasihat Jokpro 2024, M Qodari, optimis Amandemen UUD 1945 mengenai masa jabatan presiden menjadi 3 periode sangat mungkin dilakukan apabila syarat-syarat yang ditentukan dalam UUD RI 1945 terpenuhi.

"Memang UUD 45 sudah mengatur pada pasal 37 bahwa UUD 45 bisa diubah sejauh syarat-syaratnya dipenuhi, diusulkan sepertiga anggota MPR, kemudian dihadiri 2/3 anggota MPR dan juga disetujui 50 persen plus 1 kalau nggak salah nanti bisa dicek konstitusinya, tapi intinya sejauh syarat-syarat itu terpenuhi, maka kemudian amandemen bisa dilakukan," kata Qodari dalam keterangannya, Sabtu (13/8/2021).

Qodari menambahkan, pada kenyataannya amandemen UUD 1945 sudah pernah dilakukan beberapa kali yakni 1999, 2000, 2001, dan 2002.

Ia mengatakan, amandemen itu dilakukan secara faktual bukan prank atau tipuan.

Baca selengkapnya >>>

5. Arti 404: Not Found di Mural Jokowi

Mural Presiden Jokowi bertuliskan 404:Not Found di Batuceper, Kota Tangerang, Banten/ISTIMEWA (Ist)

Belakangan ini sebuah mural bergambar Presiden Joko Widodo (Jokowi) tengah menjadi perhatian publik.

Lantaran dalam mural tersebut tertulis 404: Not Found.

Baca juga: Bertemu Presiden Jokowi di Bogor, Bamsoet Pastikan Presiden Hadir dalam Sidang Tahunan MPR RI

Baca juga: Bertemu di Bogor, Presiden Jokowi Setuju Pembahasan PPHN Asal Tidak Melebar

Lantas apa sebenarnya arti 404: Not Found ini?

Pakar Telematika, Roy Suryo pun meberikan penjelasannya terkait sejarah dari istilah 404: Not Found.

Hal tersebut disampaikan Roy Suryo melalui akun Twitter pribadinya, @KRMTRoySuryo2, Sabtu (14/8/2021).

Baca selengkapnya >>>

Baca berita populer lainnya

(Tribunnews.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini