Lalu demokrasi menggunakan bansos sebagai politik elektoral, dan demokrasi mengunakan hukum aparat sebagai alat untuk memenangkan Pemilu.
"Itu menjadi evaluasi bersama dari kedua partai," kata Hasto.
Maka, lanjut Hasto, dari pembelajaran Pilpres 2009 itu lahirlah cita-cita untuk menghidupkan kembali demokrasi yang lahir dari rakyat.
"Bagaimana demokrasi yang sejati-jatinya dari rakyat, oleh rakyat untuk rakyat sehingga itu betul-betul dapat diperjuangkan bersama," tegas Hasto.
Sementara itu Muzani mengaku senang bisa berkunjung ke kantor DPP PDI Perjuangan. Muzani mengatakan ini kali pertama jajaran Gerindra menginjakkan kaki di kantor partai banteng tersebut.
"Terus terang buat kami semua ini injakan kaki pertama di kantor DPP PDIP," kata Muzani dalam konferensi pers.
Muzani berharap ini bukan menjadi kali pertama dan terakhir jajaran Gerindra bertandang ke kantor PDIP. Ia juga berharap komunikasi kedua partai terus terjalin di masa mendatang.
"Kami berharap ini bukanlah injakan kaki terakhir dan Gerindra akan sering menginjakkan kaki di kantor ini," kata Muzani.
Tak lupa Muzani memuji kantor DPP PDIP yang dinilainya sangat bagus dan mewah. Ia berharap kesan semangat yang timbul dari gedung kantor PDIP itu bisa menular ke Partai Gerindra.
Dalam kunjungan itu Muzani didampingi sejumlah pejabat teras Partai Gerindra, yakni Wakil Ketua Umum DPP Gerindra Sugiono, Putih Sari, dan Susi Marleny Bachsim; Ketua Bidang OKK DPP Gerindra Prasetyo Hadi; Wakil Sekretaris Fraksi Gerindra di DPR Moreno Soeprapto.
Kemudian Wakil Sekretaris Fraksi Gerindra di MPR Andre Rosiade; Ketua DPP sekaligus Bendahara Fraksi Gerindra Novita Wijayanti, dan Ketua DPP Gerindra Danang Wicaksono.
Muzani menyampaikan permintaan maaf lantaran Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tak bisa hadir.
Pada saat bersamaan Prabowo diketahui tengah mendampingi Presiden Joko Widodo berkunjung ke Kalimantan Timur.
Menurut Muzani, pertemuan itu merupakan tindak lanjut dari pembicaraan tak langsung antara dirinya dan Hasto beberapa waktu lalu.