TRIBUNNEWS.COM - Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban menanggapi dugaan ada sejumlah pejabat sudah menerima vaksin Covid-19 dosis ketiga alias booster.
Padahal, seperti diketahui, program vaksin dosis ketiga ini hanya diberikan kepada kalangan tenaga kesehatan (nakes).
Zubairi heran mengapa vaksin dosis ketiga ini bisa menyasar ke beberapa pihak yang belum berhak.
Baca juga: Update Vaksinasi Covid-19: 92 Juta Dosis Telah Disuntikkan pada Masyarakat
Bahkan, di satu sisi, sebagian masyarakat umum ada yang belum disuntik vaksin dosis pertama.
"Bagaimana bisa. Beberapa orang memiliki akses amat mudah untuk mendapatkan vaksin, bahkan vaksin dosis ketiga.'"
"Sementara masyarakat berdiri dalam antrean panjang selama berjam-jam untuk dosis pertama. Itu pun kalau kebagian," ucap Zubairi, dikutip dari akun Twitter-nya @ProfesorZubairi, Rabu (25/8/2021).
Lebih lanjut, Zubairi meminta kesenjangan dalam mendapat vaksin Covid-19 untuk tak diperdalam.
"Pesan: jangan terus-terusan memperdalam kesenjangan," imbuh dia.
Baca juga: Menkes Ungkap Rencana Vaksin Booster Berbayar Mulai 2022
Sebelumnya, diketahui sejumlah pejabat negara dan daerah diduga telah mendapatkan vaksin dosis ketiga alias booster.
Dugaan itu terungkap dari pengakuan Wali Kota Samarinda Andi Harun kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Andi mengatakan hal itu di sela-sela kunjungan Jokowi meninjau vaksinasi Covid-19 untuk pelajar di SMPN 22 Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa (24/8).
Awalnya sebelum memulai konferensi pers, Jokowi tampak berbincang santai dengan Gubernur Kaltim Isran Noor, Wali Kota Samarinda Andi Harun, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dan Menhan Prabowo Subianto.
Dalam perbincangan santai itu Jokowi menanyakan perihal vaksinasi yang telah dilakukan.
Wali Kota Andi Harun kemudian mengatakan bahwa dirinya telah menerima vaksin booster (penguat) berupa vaksin Nusantara.
Baca juga: PPKM di Jabodetabek Jadi Level 3, Legislator PDIP: Jangan Anggap Covid-19 Sudah Reda