News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik di Afghanistan

Kisah Mayor Penerbang Mulyo Hadi Evakuasi WNI di Afghanistan : Perasaan Campur Aduk  

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penerbang Skadron Udara 17 Mayor Pnb Mulyo Hadi

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mayor Pnb Mulyo Hadi, seorang penerbang Skadron Udara 17 yang mengawaki pesawat TNI AU jenis Boeing 737-400 tak pernah menyangka bakal memegang amanah besar.

Ia bersama seluruh kru menjalankan misi kemanusiaan menjemput Warga Negara Indonesia (WNI) di Afghanistan yang sedang mencekam.

"Perasaan saya campur aduk, di satu sisi saya senang dan bangga dikarenakan mendapat kepercayaan untuk mengemban tugas negara yang tentunya tidak sembarang orang bisa ditugaskan untuk menjalankan misi ini," cerita Mulyo Hadi kepada Tribun Network, Sabtu (28/8/2021).

Namun, lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 2008 ini mengaku juga merasa khawatir mengetahui kabar kondisi di Bandara Hamid Karzai Kabul sedang bergejolak.

Mulyo beruntung, istrinya sangat mendukung dirinya untuk terbang melaksanakan tugas negara.

Baca juga: Mulai 30 Agustus 2021, Garuda Indonesia Uji Coba IATA Travel Pass untuk Penerbangan Internasional

"Informasi saya terima Senin (16/8/2021) malam sekitar pukul 21.00 WIB. Saya sedang berada di rumah. Istri dan anak-anak langsung mengetahuinya," tuturnya.

Kata dia, istri turut membantu menyiapkan perlengkapan serta memberi pengertian kepada tiga orang anak sebelum berangkat ke medan pertempuran.

Dalam misi tersebut, Mulyo Hadi menuturkan tidak ada perencanaan atau persiapan khusus jelang berangkat ke Afghanistan.

Menurutnya, seluruh personel di Skadron Udara 17 saling membantu untuk mempersiapkan penerbangan ke Afghanistan dengan semaksimal mungkin.

“Kami membagi-bagi tugas dalam penyiapan misi kemanusiaan ini, mulai dari perizinan flight clearance, pengisian bahan bakar dan ground handling di negara-negara yang kita lewati,” lanjutnya.

Serta juga persiapan alat bantu navigasi serta dokumen-dokumen penerbangan dapat disiapkan dengan baik sehingga misi dapat terlaksana dengan aman dan lancar.

Mulyo menambahkan sebagai kru pesawat, pihaknya sudah melaksanakan briefing tersendiri dalam menghadapi skenario terburuk kita tidak bisa mendarat di bandara Kabul. 

“Sejatinya, prosedur penanganan dan pencegahan, sudah kami latihan sehari-hari di Skadron Udara 17 Lanud Halim P. yaitu dengan missed approach procedure atau prosedur pembatalan pendaratan yang terbagi dalam tiga skenario go around, wave off, dan bulk landing,” imbuhnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini