News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Fenomena Hari Tanpa Bayangan di Indonesia, Simak Daftar Wilayah dan Cara Menyaksikannya

Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas BMKG Jawa Tengah menunjukkan alat Psychrometer Assmann merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mengukur kelembaban udara (relative humidity). Psychrometer Assmann terdiri dari dua buah termometer air raksa dengan pelindung logam mengkilat. Dari data yang di peroleh di lapangan Suhu udara di Kota Semarang pada Jumat, 11 Oktober 2019 mencapai 36 C. Selain itu tadi tepat pukul 11.25 WIB Semarang terjadi Kulminasi yaitu Peristiwa yang lebih dikenal sebagai hari tanpa bayangan. (Tribun Jateng/Hermawan Handaka)

TRIBUNNEWS.COM - Fenomena Hari Tanpa Bayangan Matahari berlangsung mulai Senin (6/9/2021).

Fenomena ini, terjadi antara tanggal 6 September hingga 21 Oktober mendatang.

Anda dapat mengamati detik-detik tanpa bayangan menggunakan benda tegak seperti tongkat yang diletakkan berdiri.

Dikutip dari lapan.go.id, Matahari akan berada di atas Indonesia dua kali setahun.

Hal tersebut, dikarenakan Indonesia terbentang dari 6 derajat Lintang Utara hingga 11 derajat Lintang Selatan dan dibelah oleh garis khatulistiwa.

Baca juga: Peringatan Dini BMKG Senin, 6 September: Ini Daftar Wilayah yang Berpotensi Terjadi Cuaca Ekstrem

Sebelumnya, yang pertama sudah terjadi sejak akhir Februari sampai awal April.

Sementara yang kedua akan terjadi antara tanggal 6 September hingga 21 Oktober mendatang.

Saat ini, fenomena Hari Tanpa Bayangan Matahari terlihat paling awal di Kota Sabang mulai pukul 12.36.45 WIB.

Warga membuktikan langsung hari tanpa bayangan yang diinformasikan BMKG, Selasa (9/10/2018). Dalam artikel terdapat jadwal dan lokal pada fenomena Hari Tanpa Bayangan Matahari yang berlangsung mulai hari ini, Senin (6/9/2021). (WARTA KOTA/YOSIA MARGARETTA)

Andi Pangerang, Peneliti Pusat Sains dan Antariksa, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengatakan tentang fenomena Hari Tanpa Bayangan.

Di mana saat posisi Matahari berada di atas Indonesia, tidak ada bayangan yang terbentuk oleh benda tegak tak berongga saat tengah hari.

Sehingga, fenomena ini dapat disebut sebagai Hari Tanpa Bayangan Matahari.

“Fenomena ini selalu terjadi dua kali setahun untuk kota-kota atau wilayah yang terletak di antara dua garis. Garis Balik Utara (Tropic of Cancer; 23,4 derajat Lintang Utara) dan Garis Balik Selatan (Tropic of Capricorn; 23,4 derajat Lintang Selatan).

Selanjutnya, untuk kota-kota yang terletak tepat di Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan hanya akan mengalami hari tanpa bayangan Matahari sekali dalam setahun, yakni ketika Solstis Juni (20/21 Juni 2021) untuk Garis Balik Utara maupun Solstis Desember (20/21 Desember) untuk Garis Balik Selatan,” kata Andi.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini