TRIBUNNEWS.COM, RIAU - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga (Menparekraf) Salahuddin Uno mendorong agar Desa Wisata Koto Mesjid, Kabupaten Kampar, Riau, untuk mengekspor produk olahan ikan patin yang menjadi ikon desa tersebut.
“Hari ini kita canangkan patin harus 'go internasional' menggantikan salmon. Karena ikan patin Indonesia memiliki kualitas yang baik dan bergizi tinggi, terutama di Provinsi Riau dibandingkan dengan jenis ikan patin di negara lain,” kata Sandiaga saat melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Riau, Minggu (12/9/2021).
Ikan patin di Desa Wisata Koto Mesjid kemudian diolah masyarakat menjadi berbagai macam produk kuliner dengan cita rasa yang unik.
Seperti kerupuk kulit patin, abon patin, bakso patin, siomay patin, nuget patin, otak-otak patin, cilok patin, ikan asin patin, batagor patin, hingga es dawet patin, serta ada pula keripik batang pisang, dan kelapa jelly (dekla).
Baca juga: Emak-emak Pelaku UMKM di Kampar Sebut Sandiaga Uno Sebagai Harapan
Tidak hanya itu, produk ekonomi kreatif di Kampung Patin ini juga sangat menarik.
Misalnya produk kriya dari hasil olahan bambu, seperti rotan, dan pandan.
Bahkan teman difabel (tuna rungu) juga ikut serta dalam mengolah produk kriya olahan bambu lidi rotan.
Yang tidak kalah menarik, Desa Wisata Koto Mesjid ini memiliki program "home recycle creative", dimana produk-produk ekonomi kreatifnya memanfaatkan sampah yang masih layak pakai atau limbah paralon, lalu dibuat menjadi pot, tempat tisu, baki gelas, hiasan dinding dan piring lidi rotan.
Selain mengurangi sampah juga untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
Ada pula produk fesyen yang dihasilkan, yakni batik khas Kampar, tas rajut, hingga sendal rajut.
Keunggulan lain yang menjadi daya tarik Desa Wisata Koto Mesjid adalah wisata alam dan buatan.
Untuk wisata alamnya sendiri terdapat Sungai Kampar, yang menjadi salah satu sungai terpanjang di Riau, dengan panjang 600 kilometer.
Ada juga Sungai Gagak, yang memiliki air terjun yang indah serta Lembah Aman dan Talau Pusako.
Kemudian, untuk wisata buatannya terdapat danau atau waduk buatan yang pada tahun 1991 dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air.
Namun kini danau tersebut dijadikan sebagai tempat wisata, karena memiliki pemandangan alam yang sangat cantik seperti di Raja Ampat yang dapat dilihat dari Puncak Kompei, salah satu spot instagramable di desa ini.
“Saya berharap di masa pandemi Covid-19 ini akan semakin membuka peluang kita, untuk mencintai destinasi-destinasi wisata khususnya di Riau dengan hashtag KeRiauAja, tidak perlu ke luar negeri, karena jika kangen ke Raja Ampat ada di sini,” kata Sandiaga.