TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak 10 mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) diamankan polisi setelah menyambut kedatangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan bentangan poster kritik pada Senin (13/9/2021).
Seorang mahasiswa UNS yang ditangkap polisi, DM mengungkapkan, total ada sekitar tujuh poster yang disiapkan oleh mahasiswa UNS untuk menyambut kedatangan Jokowi.
Poster tersebut di antaranya tentang isu lingkungan, ekonomi, pertanian dan lainnya.
Baca juga: KRONOLOGI Penangkapan 10 Mahasiswa UNS Saat Sambut Kedatangan Jokowi dengan Bentangan Poster Kritik
Berikut isi tulisan yang ada di dalam poster buatan mahasiswa UNS:
- Terimakasih Pak, Telah Jaga Lingkungan Kami
- Pak Kami Bingung Harus Mengadu Kemana Lagi
- Pak Tolong Benahi KPK
Baca juga: 10 Mahasiswa UNS yang Bentangkan Poster Sambut Presiden Jokowi Akhirnya Dibebaskan
- Pak Tolong Beri Ruang Aman Bagi Kami
- Pak Tolong Dukung Petani Lokal
- Pemulihan Ekonomi dan Kesehatan Bukan Trade Off
- Terimakasih Pak Kami Bisa Beli Pupuk
Baca juga: Sambut Jokowi dengan Poster Bertuliskan Pak Tolong Benahi KPK, 7 Mahasiswa UNS Diamankan
DM mengaku awalnya aksi pembentangan poster tersebut tidak mengatasnamakan BEM UNS.
Menurutnya jika melakukan aksi yang besar maka akan sulit mengaplikasikannya di kondisi seperti sekarang ini.
Namun mayoritas mahasiswa yang ikut dalam aksi pembentangan poster tersebut adalah perwakilan dari BEM tiap fakultas yang ada di UNS.
"Sebenarnya kita itu awalnya enggak mengatasnamakan BEM karena kalau kita aksi yang besar itu sulit untuk mengaplikasikannya."
"Maka rata-rata yang ikuti itu kebanyakan Ketua BEM-nya sama ya mungkin yang biasa ikut aksi atau mungkin di bagian pergerakan."
"Mungkin tiga (orang) dari setiap fakultas ikut, jadi enggak ada imbauan untuk ikut," kata DM kepada Tribunnews.com, Senin (13/9/2021).
Baca juga: Warga Bentang Poster ke Jokowi Ditangkap, Ketua Komisi III DPR Minta Polri Kedepankan Persuasif
Sudah Minta ke Rektor untuk Bisa Berdialog Langsung dengan Jokowi
DM menuturkan sebelum melakukan aksi pembentangan poster, BEM UNS sudah meminta izin kepada Rektor UNS untuk bisa berdialog langsung menyampaikan aspirasinya kepada Jokowi.
Rencananya yang menjadi perwakilan dari mahasiswa untuk berdialog adalah Presiden BEM UNS, Zakky Musthofa.
Pada saat itu Jokowi tengah menghadiri acara di UNS, tapi nyatanya pihak kampus tidak memberikan izin.
Baca juga: 10 Mahasiswa UNS yang Bentangkan Poster Sambut Presiden Jokowi Akhirnya Dibebaskan
Akhirnya sejumlah mahasiswa UNS memutuskan untuk membuat poster yang berisi saran atau kritik dan membentangkannya saat Jokowi datang.
Mereka berharap aksi ini bisa dilihat langsung Jokowi dan aspirasinya bisa tersalurkan.
"Kita sudah coba menyampaikan melalui rektor ternyata belum bisa, maka posisinya juga bingung, maka kita menyampaikan dengan secara langsung kepada Pak Jokowi agar bisa dengan beberapa narasi yang kita bawa," terang DM.
Baca juga: Kunker ke Jawa Tengah, Jokowi akan Tinjau Vaksinasi Covid-19 hingga Hadiri Pertemuan Majelis Rektor
Jokowi Tak Akan Pernah Baper terhadap Kritik Mahasiswa
Dilansir Kompas.com, Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Faldo Maldini angkat bicara soal penangkapan 10 mahasiswa UNS karena membentangkan poster kritik untuk Jokowi.
Faldo menegaskan, Jokowi tidak akan merasa tersinggung dengan kritik dan saran dari mahasiswa.
Namun Faldo menyarankan agar penyampaian kritik dan saran sebaiknya dilakukan dengan cara yang biasa.
"Harusnya biasa saja, Presiden tidak akan pernah merasa tersinggung atau baper dengan kritik mahasiswa."
"Pasti aspirasi tersebut menjadi pertimbangan dan bahan pemikiran bagi pemerintah. Ini negara demokrasi," kata Faldo.
Baca juga: Ketika Joko Widodo Menangis di Depan Jokowi
Lebih lanjut Faldo mengungkapkan, diamankannya 10 mahasiswa UNS sudah melalui perhitungan dari aparat keamanan di lapangan.
Terutama perhitungan terkait situasi pandemi Covid-19.
"Aparat tentu sudah punya berbagai perhitungan untuk melakukan tindakan preventif."
"Presiden datang saja sudah berpotensi besar mengakibatkan kerumunan, apalagi ditambah aksi demonstrasi," imbuhnya.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani)(Kompas.com/Dian Erika Nugraheny)