Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan pidato secara virtual pada penutupan Forum Antaragama G20 di Bologna, Italia, Selasa (14/9) malam waktu setempat.
Pidato ini disampaikan di hadapan Presiden dan Perdana Menteri Italia, sejumlah menteri, pemimpin agama-agama serta intelektual dari berbagai negara secara virtual.
Pada kesempatan itu, Yaqut menekankan pentingnya ikhtiar perdamaian global melalui Forum Antaragama G20.
Yaqut mengajak para tokoh yang hadir untuk pertama-tama mengakui sejarah yang sulit dan didominasi oleh konflik selama berabad-abad dalam pergaulan antarkelompok agama dan antarbangsa.
“Baru sesudah Perang Dunia II masyarakat internasional berupaya membangun konsensus untuk mewujudkan tata dunia yang lebih aman dan stabil, dengan lahirnya Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan dibentuknya Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa,” kata Yaqut melalui keterangan tertulis, Rabu (15/9/2021).
Baca juga: Kemenag Minta Lembaga Pendidikan Jadi Pengawal Terdepan Pancasila
Namun, menurut pria yang akrab disapa Gus Yaqut ini, tata dunia baru itu hingga kini masih rapuh, sedangkan pola pikir yang diwarnai dorongan permusuhan dan konflik masih membayang-bayangi.
Yaqut menyerukan kepada para pemimpin dunia, baik pemimpin politik maupun pemimpin agama dan intelektual, untuk menyempurnakan dan mengukuhkan konstruksi tata dunia pasca Perang Dunia II dengan membangun konsensus perdamaian atas dasar nilai-nilai peradaban bersama.
Mengakhiri pidatonya, Yaqut puisi Gus Mus (KH Mustofa Bisri):
Agama
adalah kereta kencana
yang disediakan Tuhan
untuk kendaraan kalian
berangkat menuju hadiratNya
Jangan terpukau keindahannya saja
Apalagi sampai
dengan saudara-saudara sendiri bertikai
berebut tempat paling depan
Kereta kencana
cukup luas untuk semua hamba
yang rindu Tuhan