Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pimpinan TNI membentuk dan mengirim pasukan Koopsgabus Tricakti TNI untuk mengejar dan menangkap 11 DPO teroris kelompok Qatar dan kelompok Ali Kalora di pedalaman hutan dan pegunungan Poso, Sigi dan Parimo Sulawesi Tengah pada akhir tahun 2020.
Pembentukan dan pengiriman pasukan tersebut dilakukan dalam rangka merespons penyerangan dan pembunuhan empat warga di Lemban Tongoa, Sigi, Sulteng pada Jumat (27/11/2020).
Pasukan Koopsgabsus TNI tersebut kemudian beroperasi secara terkoordinasi dengan Satgas Madago Raya.
Baca juga: Ali Kalora Ditembak Mati, Polri Desak Empat Buronan Teroris MIT Poso Menyerahkan Diri
Mulai awal Januari 2021 pasukan Koopsgabsus TNI kemudian bertugas secara efektif di daerah operasi Poso, Parimo dan Sigi Sulteng.
Dalam manuvernya, pasukan Koopsgabsus mengandalkan tim kecil dengan daya gempur dan memiliki daya jelajah tinggi.
Pasukan tersebut juga sanggup bermanuver di berbagai medan dan cuaca yang sangat ekstrim untuk mengejar dan menyergap titik persembunyian 11 DPO Teroris Poso tersebut.
Tim Analis Koopsgabsus di Poso Kolonel Inf Henri Mahyudi mengatakan kelompok Ali Kalora berhasil dikepung pertama kali oleh Tim Chandraca 5 Koopsgabsus dan Satgas Madago Raya di hutan Taunca pada Selasa (2/2/2021).
Baca juga: Satgas Madago Raya Ringkus Ali Kalora, PP PMKRI: Angin Segar Penanganan Terorisme
Namun, kata Henri, kelompok Ali Kalora berhasil meloloskan diri sesaat sebelum tim gabungan TNI Polri tiba di lokasi.
Pada saat itu, kata Henri, aparat gabungan TNI-Polri berhasil menyita berbagai perlengkapan milik Kelompok Ali Kalora tersebut.
Perburuan terhadap kelompok Qatar dan kelompok Ali Kalora, kata Henri, kemudian terus dilakukan secara terkoordinasi oleh semua unsur aparat keamanan yang terlibat di lapangan.
Baca juga: Pimpinan Teroris MIT Ali Kalora Tewas Tertembak, Mahfud MD Harap Masyarakat Tetap Tenang
Koopsgabsus Tricakti dan Satgas Madago Raya melalui Tim Chandrasa 2 Koopsgabssus, lanjut dia, akhirnya berhasil menyergap dan terlibat kontak tembak dengan kelompok Ali Kalora beserta tiga teroris lainnya di Pegunungan Watumatoto, Desa Tambarana, Kecamatan Poso Pesisir pada Senin (1/3/2021).
Dua teroris Poso yang tewas dalam penyergapan tersebut salah satunya, kata Henri, adalah Irul alias Khairul yang merupakan menantu Santoso mantan pimpinan teroris Poso sebelumnya serta Alvin alias Samil.
"Kelompok Ali Kalora tersebut sempat memberikan perlawanan kepada Tim Chandraca dengan membalas tembakan dan melempar bom rakitan serta bom lontong," kata Henri saat dikonfirmasi Tribunnews.com pada Selasa (21/9/2021).
Saat penyergapan tersebut, kata Henri, Ali Kalora tertembak di kakinya.
Namun Ali Kalora bersama Jaka Ramadan, kata dia, berhasil melarikan diri dengan cara melompat ke jurang memanfaatkan cuaca gelap di hutan lebat dan lokasi TKP yang sangat jauh dari lokasi pemukiman masyarakat.
Koopsgabsus TNI bersama Satgas Madago Raya, kata Henri, kemudian kembali menewaskan dua DPO teroris Poso setelah Tim Tricakti 3 Koopsgabssus TNI berhari-hari menaklukkan medan yang berat.
Tim tersebut, kata dia, berhasil mengikuti jejak-jejak pelarian kelompok Qatar di wilayah perbukitan pedalaman hutan Tokasa, Tanalanto, Kabupaten Parimo yang merupakan wilayah sulit dijangkau baik melaui darat maupun udara.
Teroris Qatar dan Rukli, kata Henri, kemudian tewas di tempat dalam operasi senyap yang berlangsung pada Minggu dini hari sekira pukul 03.00 WITA (11/7/2021).
"Qatar yang dikenal sadis adalah eksekutor utama teroris Poso. Dia dipanggil Amir atau pimpinan dalam jaringan kelompok teroris Poso tersebut, hal ini terungkap dalam sejumlah dokumen yang berhasil dibongkar dan dianalisa Tim Analis Koopsgabsus," kata Henri.
Selama ini, kata Henri, Qatar dan Ali Kalora berpisah karena ada ketidakcocokkan dan pertentangan di antara dua pemimpin teroris tersebut.
Aparat keamanan TNI-Polri Satgas Madago Raya, kata Henri, kemudian berhasil menyergap dan menembak mati satu teroris Abu Alim enam hari pasca penyergapan Tokasa yakni pada Sabtu (17/7/2021).
Abu Alim, kata dia, sebelumnya sempat melarikan diri dari sergapan Tim Tricakti 3 dengan meloncat ke lembah memanfaatkan cuaca gelap dan hutan lebat.
Penyergapan terhadap Abu Alim, kata Henri, terjadi di daerah Batutiga, Torue, Parimo.
Melalui operasi yang terintegrasi secara terus menerus, kata Henri, pasukan TNI dan Polri Satgas Madago Raya yakni Tim Sogili kembali berhasil menewaskan dua teroris Poso di Perkebunan dekat dengan perkampungan Dusun Astina, Balinggi, Parimo pada Sabtu (18/7/2021).
Berdasarkan hasil identifikasi, kata dia, korban tewas adalah Ali Kalora dan Jaka Ramadan.
"Periode Januari sampai pertengahan September 2021, operasi perburuan yang digelar tersebut telah berhasil melumpuhkan tujuh orang DPO Teroris MIT Poso termasuk tokohnya yakni Qatar dan Ali Kalora," kata Henri.
Pangkoopsgabsus Tricakti Mayjen TNI Richard TH Tampubolon yang dihubungi melalui saluran telepon menjawab singkat bahwa saat ini tinggal empat DPO teroris Poso yang tersisa.
Richard yang saat ini juga menjabat sebagai Dankoopssus TNI meminta dukungan dan doa untuk semua prajurit yang bekerja keras agar dapat segera menumpas DPO teroris Poso tersisa itu.
"Mohon dukungan doa buat semua prajurit yang terus agresif dan bekerja keras di lapangan, agar segera dapat menumpas sisa empat DPO Teroris lainnya," kata Richard.