News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Youtuber Muhammad Kece Jadi Tersangka

Terungkap Cara Irjen Napoleon Masuk ke Sel Muhammad Kece Lalu Lakukan Penganiayaan Hampir Satu Jam

Penulis: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Irjen Napoleon Bonaparte dan YouTuber Muhammad Kece

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terungkap bagaimana cara Irjen Pol Napoleon Banaparte bersama tiga tahanan lainnya masuk ke sel yang dihuni Muhammad Kece.

Diketahui Muhammad Kece yang menjadi tersangka kasus penistaan agama dianiaya sesama tahanan di Rutan Bareskrim Polri pada 26 Agustus 2021 sekitar pukul 00.30 WIB.

Irjen Napoleon yang merupakan terpidana kasus suap Djoko Tjandra diketahui menghuni Rutan Bareskrim.

Peristiwa penganiayaan terhadap Muhammad Kece berlangsung kurang lebih selama satu jam.

Hal tersebut berdasarkan rekaman CCTV dimana Irjen Napoleon bersama tiga tahanan lainnya masuk ke Sel Muhammad Kece sekira pukul 00.30 dan keluar sekitar pukul 01.30 WIB.

Sebelum aksi penganiayaan dilakukan, Irjen Napoleon diduga memerintahkan petugas Rutan Bareskrim Polri berpangkat bintara untuk mengganti gembok kamar tahanan Muhammad Kece dengan gembok khusus milik 'Ketua RT'.

Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Pol Andi Rian Djajadi mentakan petugas Rutan hanya menuruti permintaan Irjen Napoleon saat itu.

Alasan petugas Rutan menuruti perintah mengganti gembok karena masih menganggap Irjen Napoleon merupakan polisi berpangkat jenderal bintang dua.

Baca juga: Irjen Napoleon Perintahkan Petugas Rutan Berpangkat Bintara Ganti Gembok Tahanan Muhammad Kece

"Kita tau bersama yang jaga tahanan itu kan pangkatnya bintara. Sementara pelaku ini pangkatnya Pati Polri. Dengan dia meminta supaya tidak usah menggunakan gembok standar itu pasti dituruti oleh petugas jaga," kata Andi saat dikonfirmasi, Selasa (21/9/2021).

Andi memahami petugas Rutan Bareskrim berpangkat Bintara itu dinilai telah salah menuruti permintaan Irjen Napoleon.

Namun, dia juga memahami psikologis yang dialami petugas penjaganya tersebut.

"Equality before the law inilah makanya saya sedang melakukan penyidikan terhadap yang bersangkutan. Nah tetapi kalau kondisi psikologis gak bisa kita abaikan pada saat peristiwa itu terjadi di mana seorang pati meminta kepada bintara supaya tidak usah gunakan gembok standar," jelasnya.

Baca juga: Eks Petinggi FPI yang Bantu Irjen Napoleon Aniaya M Kece Ternyata Panglima Laskar Maman Suryadi

Lebih lanjut, Andi menyampaikan Propam Polri juga tengah memeriksa petugas Rutan Bareskrim Polri yang berjaga.
Khususnya terkait kemungkinan ada pelanggaran kode etik dan profesi yang telah dilakukan personel yang berjaga.

"Tentu proses ini juga sedang didalami teman-teman Propam untuk lihat apakah terjadi pelanggaran-pelanggaran etika atau disiplin terkait dengan proses jaga tahanan," katanya.

Satu jam di Sel M Kece

Peristiwa penganiayaan bermula saat Napoleon bersama tiga orang lainnya masuk ke sel tempat M Kece ditahan.

"Secara umum diawali masuknya NB bersama 3 Napi lainnya ke dalam kamar korban MK pada sekitar pukul 00.30 WIB," kata Andi, Senin (20/9/2021).

Andi menjelaskan seorang napi lainnya lalu diperintahkan Irjen Napoleon untuk mengambil sebuah plastik yang berisikan kotoran manusia atau tinja.

Kemudian para pelaku melumuri wajah dan tubuh M Kece dengan kotoran manusia tersebut.

Setelah itu, Irjen Napoleon melakukan pemukulan terhadap korbannya tersebut.

Baca juga: Divonis 4 Tahun Penjara, Kenapa Irjen Napoleon Masih Ditahan di Rutan Bareskrim?

"Satu orang saksi napi lainnya kemudian disuruh mengambil plastik putih ke kamar NB yang kemudian diketahui berisi tinja. Oleh NB kemudian korban dilumuri dengan tinja pada wajah dan bagian badannya. Setelah itu berlanjut pemukulan atau penganiayaan terhadap korban MK oleh NB," jelasnya.

Ia menuturkan Irjen Napoleon bersama 3 napi lainnya juga tertangkap kamera CCTV keluar dari kamar tahanan M Kece.

Adapun mereka keluar sekitar pukul 01.30 WIB atau sejam setelah menganiaya korbannya.

"Dari bukti CCTV tercatat pukul 01.30 NB dan 3 napi lainnya meninggalkan kamar sel korban," jelasnya.

Andi menerangkan Kece mengalami 10 luka lebam di sekujur tubuhnya usai dianiaya oleh Irjen Napoleon Bonaparte.

Adapun lukanya berada di wajah hingga bagian pinggang.

"Hasil VER (Visum et Repertum) korban menjelaskan ada sembilan luka lebam di sekitar wajah dan satu luka lebam di pinggang sebelah kanan," ungkap dia.

Namun demikian, Andi menyampaikan kondisi Muhammad Kece telah dalam kondisi sehat.

Dia telah mendapatkan perawatan di RS Polri sesaat insiden penganiayaan itu terjadi pada akhir Agustus 2021 lalu.

"Iya sudah berangsur membaik," katanya.

Atas kejadian tersebut M Kece membuat laporan polisi dengan nomor laporan polisi 0510/VIII/2021/BARESKRIM pada 26 Agustus 2021.

Kasus itu dilaporkan pelapor atas nama muhammad Kosman.

Sosok tiga tahanan lain

Sosok tiga tahanan yang ikut membantu Irjen Napoleon Bonaparte saat menganiaya Muhammad Kece pun terungkap.

Brigjen Andi Rian Djajadi menyampaikan eks petinggi FPI yang membantu Irjen Napoleon merupakan eks Panglima Laskar FPI Maman Suryadi (MS).

"Salah satunya adalah napi yang membantu dalam kasus yang melibatkan organisasi eks FPI. Iya betul, inisialnya M (Maman Suryadi)," kata Andi Rian Djajadi saat dikonfirmasi, Selasa (11/9/2021).

Andi menjelaskan Maman Suryadi merupakan narapidana yang terlibat kasus kerumunan yang berujung pelanggaran protokol kesehatan di Petamburan, Jakarta Pusat.

Sebaliknya, kata Andi, dua napi lain yang juga turut membantu Irjen Napoleon merupakan napi terkait kasus pertanahan.

"Yang dua lainnya tidak ada kaitan dengan FPI. 2 lagi itu untuk tahanan dalam kasus pidana umum terkait masalah pertanahan," jelasnya.

Baca juga: Irjen Napoleon Perintahkan Ketua RT Ganti Gembok Kamar Tahanan M Kece

Lebih lanjut, Andi menjelaskan Irjen Napoleon sengaja membawa tiga napi lainnya untuk bisa membantunya saat insiden penganiayaan tersebut.

Hal ini bertujuan memperlemah kondisi korban.

"Yang 3 orang lainnya ini hanya digunakan, untuk memperkuat, kalau bisa saya katakan hanya untuk memperlemah kondisi psikologis daripada korban," katanya.

Mengenai Maman Suryadi, Aziz Yanuar selaku anggota kuasa hukum tidak yakin kliennya turut terlibat dalam insiden kekerasan yang dilakukan Irjen Napoleon.

Aziz menyebut kalau Maman merupakan sosok yang kerap memberikan nasihat jika terjadi suatu permasalahan.

"Tidak (yakin), ustaz Maman itu, nasehat lebih dikedepankan jika menghadapi kemungkaran," kata Aziz saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Selasa (21/9/2021).

Dirinya juga mengatakan, akan melakukan pengecekan terlebih dahulu terkait dengan kabar yang beredar tersebut.

Sebab kata dia, keterangan dari saksi yang melihat kejadian kekerasan itu harus kembali dipastikan secara faktanya.

"Ya kita harus liat faktanya terlebih dahulu, berdasarkan keterangan para saksi," kata Aziz.

"Saksi tersebut bersaksi seperti apa? apa kesaksiannya dapat diterima secara hukum misal contoh kesaksian harus lebih dari satu saksi (unus testis nullus testis)," sambungnya.

Dirinya juga belum dapat menyikapi lebih jauh terkait dengan adanya insiden ini.

Dalam waktu dekat, Aziz mengatakan, akan mendatangi Rutan Bareskrim untuk dapat menanyakan langsung kepada Maman.

Hanya saja, dia belum dapat memastikan kapan rencana untuk bertemu kliennya itu akan berlangsung.

"Kemudian ada beberapa hal yang harus kita pastikan terlebih dahulu sebelum menyikapi, segera (kami akan ke Bareskrim)," ujarnya. (Tribunnews.com/ Igman Ibrahim/ Rizki Sandi Saputra)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini