News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Azis Syamsuddin Tersangka

Pengganti Azis Syamsuddin Tidak Cukup Memiliki Kapabilitas Tapi Integritas

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Ketua DPR RI, Azis Syamsuddin mengenakan rompi tahanan usai menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Sabtu (25/9/2021) dini hari. KPK resmi menahan Azis Syamsuddin terkait kasus dugaan korupsi pemberian hadiah atau janji terkait penanganan perkara yang ditangani oleh KPK di Kabupaten Lampung Tengah. Tribunnews/Irwan Rismawan

Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail

TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Partai Golkar akan segera mengumumkan pengganti Azis Syamsuddin untuk mengisi kursi Wakil Ketua DPR RI.

Rencananya Partai berlambang pohon beringin tersebut akan mengumumkan pengganti Azis Syamsuddin yang terjerat kasus suap, pada lusa atau Selasa (28/9/2021).

Pengamat Politik dari Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menilai bahwa Golkar harus mencari sosok yang tepat untuk mengantikan Azis sebagai Wakil Ketua DPR.

Selain kapabilitas dan loyalitas, pengganti Azis Syamsuddin haruslah sosok yang memiliki integritas.

"Tentu bukan hanya orang yang memiliki kapabilitas, kemampuan dan loyalitas kepada ketua umum, itu hal yang normatif dan lazim. Tapi yang paling penting adalah integritas," kata Karyono kepada Tribunnews.com, Minggu (26/9/2021).

Integritas kata Karyono artinya sosok pengganti Azis harus yang jauh dari praktik korupsi.

Hal itu menjadi sangat penting untuk memulihkan kepercayaan publik pada partai Golkar.

Baca juga: Tak Hanya Azis Syamsuddin, Ini Dua Pimpinan DPR Lainnya yang Jadi Tersangka KPK karena Korupsi

"Karena suka tidak suka kasus korupsi pasti akan berpengaruh pada kepercayaan publik kepada partai tersebut, bahkan akan berpengaruh kepada elektabilitas partai," katanya.

Apalagi kata Karyono, tidak akan lama lagi akan ada agenda politik yakni Pemilihan Presiden dan pemilihan Legislatif yang tahapannya akan mulai tahun depan.

Karenanya partai Golkar harus segera memulihkan kepercayaan publik tersebut.

Sementara itu terkait sosok pengganti Azis kata Karyono, partai Golkar memiliki banyak kader yang mumpuni dari aspek kapabilitas dan loyalitas.

Baca juga: Rekam Jejak 7 Calon Pengganti Azis Syamsuddin Jadi Waketu DPR, Meutya Hafid hingga Dito Ganinduto

Hanya saja, Airlangga perlu lebih selektif dalam memilih pengganti yang memiliki integritas.

"Dari segi kualitas atau kapabilitas banyak, tapi itu saja tidak cukup. Kader kader Golkar yang cukup mumpuni untuk mengganti Azis diantaranya Ketua Komisi II Ahmad Doli Kurnia, Sekretaris Jenderal Golkar Lodewijk Paulus, ada juga Ketua Fraksi Golkar, dan lainnya. Saya kira banyak," ujarnya.

Rekam Jejak 7 Calon Pengganti Azis Syamsuddin

Ketua DPP Golkar, Adies Kadir, mengungkapkan Azis Syamsuddin telah menyerahkan surat pengunduran dirinya sebagai Wakil Ketua DPR RI.

Azis mengundurkan diri karena terjerat kasus dugaan suap.

Ia ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Sabtu (25/9/2021).

Dilansir Tribunnews, Azis diduga menyuap eks penyidik KPK, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Stepanus Robin Pattuju, dan advokat Maskur Husain untuk menghentikan perkara yang melibatkan Azis dan kader Golkar yang pernah menjabat sebagai mantan Wakil Ketua Umum PP Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG), Aliza Gunado.

"Partai Golkar dengan ini memberitahukan bahwa saudara Azis Syamsuddin telah menyampaikan surat pengunduran dirinya sebagai Wakil Ketua DPR RI periode 2019- 2024 kepada DPP Partai Golkar, Ketua Umum DPP Partai Golkar," kata Adies dalam jumpa pers di Komplek DPR RI, Sabtu.

Wakil Ketua DPR RI, Azis Syamsuddin mengenakan rompi tahanan usai menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Sabtu (25/9/2021) dini hari. KPK resmi menahan Azis Syamsuddin terkait kasus dugaan korupsi pemberian hadiah atau janji terkait penanganan perkara yang ditangani oleh KPK di Kabupaten Lampung Tengah. Tribunnews/Irwan Rismawan (Tribunnews/Irwan Rismawan)

Baca juga: Azis Syamsuddin Jadi Tersangka Suap, Sudirman Said Prihatin

Baca juga: Pengamat: Golkar Harus Perhatikan Integritas Anggota Fraksi untuk Gantikan Azis Syamsuddin

"Surat pengunduran diri sesuai dengan AD/ART kalau sebagai pejabat sesuai MD3 memang harus ada surat pengunduran diri. Kalau di Golkar kami ada AD/ART untuk sementara waktu dinonaktifkan," lanjutnya.

Dengan adanya surat tersebut, ujar Adies, maka Golkar akan segera menentukan pengganti Azis sebagai pimpinan DPR dalam waktu dekat.

Terkait siapa pengganti Azis, pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari, mengungkapkan ada tujuh kandidat.

"Nah siapa saja nama-nama yang beredar, kalau saya melihat dan mendengar ya ada sekitar 6 sampai 7 nama lah," kata Qodari kepada Tribunnews, Minggu (26/9/2021).

Dirangkum Tribunnews dari dpr.go.id, berikut ini profil tujuh kandidat pengganti Azis Syamsuddin:

1. Kahar Muzakir

Ketua Komisi III DPR Kahar Muzakir meninggalkan gedung KPK usai menjalani pemeriksaan di Jakarta, Selasa (12/2/2019). Kahar Muzakir diperiksa penyidik KPK sebagai saksi dalam kasus dugaan suap pengalokasian Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk Kabupaten Kebumen yang bersumber dari APBN Perubahan 2016 dengan tersangka Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Kahar Muzakir lahir di Musi Banyuasin pada 10 Desember 1946.

Ia terhitung sudah menempati kursi di Senayan selama empat periode, yakni 2004-2009, 2009-2014, 2014-2019, dan 2019-2024.

Di tahun 1974, Kahar meraih gelar Sarjana Teknik Mesin dari IKIP Yogyakarta yang kini bernama Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

Setahun setelah lulus dari IKIP Yogyakarta, Kahar kemudian bekerja sebagai Equipment Operator Training di Trakinda.

Lalu, pada 1993 ia menjabat Direktur PT Helindo Graha.

Delapan tahun kemudian, Kahar menduduki posisi sebagai Direktur Utama PT Putra Karya Sarana.

Baca juga: Golkar Umumkan Pengganti Azis Syamsuddin Selasa Depan, Siapa Saja Calonnya, Ini Kata Pengamat

Baca juga: Peneliti MeanPoll Indonesia Nilai Kasus Azis Tak Pengaruhi Popularitas Golkar

2. Adies Kadir

Wakil Ketua Komisi III DPR RI Adies Kadir saat memimpin pertemuan tim kunspek Komisi III DPR RI dengan Kakanwil Kemenkumham Kepulauan Riau Husni Thamrin beserta jajaran, di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam, Kamis (25/3/2021). (Nadia/Man (dpr.go.id))

Adies Kadir lahir di Balikpapan pada 17 Oktober 1968.

Adies yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Fraksi Golkar DPRD Kota Surabaya (2009-2014), sudah dua periode berada di Senayan.

Saat menjabat sebagai anggota DPR RI periode pertama (2014-2019), Adies pernah mendapat penghargaan Teropong Parlemen Award 2019.

Di tahun yang sama, ia meraih Anugerah Penghargaan Caleg 2019 (medali emas) dari DPP Golkar.

Sebelum duduk di kursi Senayan, Adies adalah Ketua Fraksi Golkar DPRD Kota Surabaya periode 2009-2014.

Ia memiliki banyak pengalaman di sejumlah perusahaan konstruksi sejak 1992 hingga 2007.

Adies pernah menjabat sebagai Site Manager dan General Manager di PT Lamicitra Nusantara, Project Manager di PT Surya Inti Permata, serta Direktur Utama di PT Adi Jayatek.

3. Melchias Markus Mekeng

Mantan Ketua Badan Anggaran DPR Melchias Markus Mekeng bersiap menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Senin (4/6/2018). Politisi Partai Golkar itu diperiksa KPK sebagai saksi dalam kasus korupsi proyek pengadaan KTP elektronik dengan tersangka Irvanto Hendra Pambudi dan Made Oka Masagung. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Melchias Markus Mekeng lahir di Jakarta pada 8 Desember 1963.

Ia pernah menjadi bagian Timses Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto.

Sebelum terjun ke dunia politik, ia pernah menduduki sejumlah jabatan tinggi di berbagai perusahaan.

Tercatat, Melchias pernah menjadi Asisten Chief Dealer di PT Dharmala Sakti Sejahtera, Manager di PT Penta Martin Bierbaum, Kepala Fixed Income Division di PT Pentasena Artha Sentosa, dan Direktur Utama di PT Mesana Investama Hutama.

Bahkan, hingga saat ini ia masih menjabat sebagai Komisaris Utama PT Emco Adidaya International dan Senior Advisor di PT Emco Asset Management.

Baca juga: Rumah Azis Syamsuddin di Lampung Jarang Ditempati, Ramai Saat Kegiatan Politik Saja, Ini Kata Warga

4. Ahmad Doli

Plt Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Papua, Dr H Ahmad Doli Kurnia Tandjung S.Si, MT. (Tribun-Papua.com)

Pria bernama lengkap Ahmad Doli Kurnia Tanjung ini lahir di Medan pada 26 Juli 1971.

Sebelum memenangi Pemilu 2019 lalu, Ahmad diketahui pernah menjabat sebagai Staf Ahli di Komisi VI DPR RI selama tiga tahun, sejak 2004 hingga 2007.

Tak hanya itu, ia juga pernah menjadi Asisten Staf Khusus Wakil Presiden Hamzah Haz selama dua tahun, 2002-2004.

Berdasarkan profilnya di situs resmi DPR RI, Ahmad memiliki banyak pengalaman di sejumlah perusahaan.

Ia tercatat pernah menjadi Staf Ahli Direksi di PT Satyatama Ghaya Tara, Direktur Utama di PT Kurnia Sari Abadi dan CV Sari Surya Kurnia, Komisaris di PT Mutiara Kalam, Presiden Direktur di Surya Kurnia Group, serta Komisaris di PT Balai Pustaka dan PT CLGS.

5. Meutya Hafid

Ketua Komisi I DPR RI Meutya Viada Hafid saat melakukan wawancara khususs dengan tim Tribunnews di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (13/11/2019). Pada kesempatan tersebut Meutya berbagi pengalamannya selama masih menjadi seorang jurnalis dan kecintaanya kepada hewan peliharaanya kucing dan burung. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Meutya Hafid lahir di Bandung pada 3 Mei 1978.

Wanita bernama lengkap Meutya Viada Hafid ini sebelumnya dikenal sebagai jurnalis.

Ia pernah bekerja di Metro TV selama tujuh tahun, sejak 2001-2008.

Setahun mundur dari Metro TV, Meutya kemudian terpilih menjadi anggota dewan periode 2009-2014.

Ia kembali terpilih menjadi wakil rakyat untuk kali kedua pada 2014 silam.

Pada Pemilu 2019, Meutya lagi-lagi melenggang ke Senayan.

Ketua Komisi I DPR RI meraih banyak penghargaan, baik nasional maupun internasional.

Ia pernah mendapat National Youth Achievement Award dari Pemerintah Singapura (1996), Eomen of Courage dari Kaukus Perempuan Singaputa (2005), Wanita Pemberani dari Samsung Award (2006), Kartini bidang Jurnalis dari Lions Club Jakarta (2006), Asia 21 Young Leaders Meeting dari Korea Selatan (2006).

Lalu, Elisabeth 'O' Neil Award dari Pemerintah Australia (2007), Young Inspiring People dari Hardrock FM (2008), Awards untuk bidang jurnalis dari Australian Alumnae (2008), Press Card Number One (PCNO) dari Hati Pers Nasional (2013), dan Democracy Award dari Majalah Moeslim Choice (2019).

Baca juga: Golkar Akan Beri Bantuan Hukum untuk Azis Syamsuddin

6. Nurul Arifin

Anggota DPR RI dari fraksi Partai Golkar Nurul Arifin berbincang dengan awak redaksi Tribunnews.com di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (30/10/2019). TRIBUNNEWS/DANY PERMANA (TRIBUN/DANY PERMANA)

Politisi Golkar yang dulunya berprofesi sebagai artis ini lahir di Bandung pada 18 Juli 1966.

Ia sudah pernah menjadi wakil rakyat sebanyak tiga periode, yaitu 2004-2009, 2009-2014, dan 2019-2024.

Sementara itu, di tahun 2014-2017, Nurul Arifin menjadi Staf Khusus Pimpinan DPR RI.

Tak hanya itu, ia tercatat pernah menjadi Dosen di Universitas Nasional Jakarta selama dua tahun, sejak 2007 hingga 2009.

Selama menjadi kader Golkar, Nurul pernah menjabat sebagai Wasekjen Bidang Kajian dan Kebijakan, Ketua Bidang Media dan Penggalangan Opini, serta Ketua Bidang Pemenangan.

7. Dito Ganinduto

Ketua Komisi XI Dito Ganinduto. (Istimewa)

Dito Ganinduto lahir di Yogyakarta pada 4 November 1952.

Ia sudah menjabat sebagai anggota DPR RI selama tiga periode, yaitu 2004-2009, 2009-2014, dan 2019-2024.

Sebelum menjadi politisi, Dito pernah menjadi Direktur Operasional di PT Control System selama satu tahun, yaitu 1979-1980.

Kemudian ia menjabat sebagai Regional Manager di Masoneilan Indonesia sejak 1980 hingga 1983.

Di perusahaan yang sama, Dito dipercaya menjadi Regional Director pada 1983 hingga 1985.

Selanjutnya, Dito menjabat sebagai Direktur Utama di PT Firza Utama selama 18 tahun, yakni 1985-2003.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini