Laporan wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Generasi usia milenial (25-40 tahun) dan Z (8-24 tahun) saat ini mendominasi penduduk Indonesia.
Mereka tentunya akan menjadi tumpuan untuk menentukan arah bangsa Indonesia ke depan.
Hal tersebut diungkapkan Direktur IKPKM Kominfo RI, Wiryanta, dalam seminar bertema 'Pemuda dan Nilai-nilai dalam Pancasila dalam Menghadapi Pandemi' yang digagas Direktorat Jenderal
Informasi dan Komunikasi Publik (Ditjen IKP) bersama DPR RI belum lama ini.
Baca juga: Profil Zakky Musthofa Zuhad, Koordinator Aksi BEM SI di Gedung KPK, Pernah Komentari Baliho Puan
"Mereka adalah tumpuan harapan dari perjalanan bangsa ini ke depan,” ujar Wiyanta dalam keterangan yang diterima, Senin (27/9/2021).
Dalam kesempatan yang sama, anggota Komisi I DPR RI Muhammad Farhan mengatakan hal senada.
Menurut dia, generasi milenial dan Z bukan hanya mendominasi, tapi juga akan menentukan arah politik kebangsaan pada 2024 mendatang.
Baca juga: Puteri Komarudin: Pentingnya Penguatan Teknologi Informasi untuk Reformasi Perpajakan
Untuk itu, mereka harus mengantongi dua hal yaitu cerdas secara digital dan memahami nilai-nilai Pancasila.
Mereka harus didorong menjadi generasi kreatif, inovatif, adaptif, dan kolaboratif.
“Kreatif, menciptakan sesuatu dari yang tidak ada. Inovatif, artinya memberikan nilai tambah terhadap sesuatu yang sudah ada (tidak perlu menciptakan yang baru, tetapi memberikan nilai tambah terhadap
sesuatu yang sudah ada)," katanya.
Baca juga: Sejarah Terbentuknya ASEAN: Dari Perkembangan hingga Bentuk-bentuk Kerja Sama
"Adaptif, mampu beradaptasi dan tidak terpaku dengan masa lalu. Kolaboratif, tidak bisa bekerja sendiri, hal ini akan membuat tidak tercapainya tujuan terbaik,” lanjut dia.
Di samping itu, mereka pun harus mengantongi semangat gotong royong yang menjadi inti dari Pancasila.
“Generasi muda, harus memiliki semangat gotong-royong, karena gotong-royong merupakan sebuah inti atau nyawa dari Pancasila," katanya.
Dengan begitu, kata dia, pandemi yang saat ini terjadi di Indonesia bukan hanya dipandang sebagai tantangan, tetapi juga harus dilihat sebagai peluang.