Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Massa Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM-SI) menyampaikan sejumlah seruan terkait aksi di depan Gedung KPK, Kumingan, Jakarta, Senin (27/9/2021).
Orator perwakilan mahasiswa menyerukan, hal pertama yakni Pertama, mereka menuntut agar Firli Bahuri selaku Ketua KPK untuk segera mencabut SK nomor 625 dan SK nomor 1327 Tahun 2021 atas pemberhentian 57pegawai.
"Mendesak Ketua KPK untuk mencabut SK 652 dan SK 1327 tahun 2021 atas pemberhentian 57 pegawai KPK disebabkan oleh TWK yang cacat formil secara substansi mengandung rasisme, terindikasi pelecehan dan mengganggu hak privasi dalam beragama," seru orator aksi.
Mereka juga mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertanggung jawab atas pelemahan lembaga antirasuah tersebut.
Baca juga: Massa BEM-SI Mulai Membubarkan Diri dari Gedung KPK
Massa BEM-SI meminta agar Presiden mengangkat 57 pegawai untuk diangkat menjadi ASN.
"Mendesak Presiden untuk bertanggung jawab dalam kasus upaya pelemahan terhadap KPK dengan mengangkat 57 Pegawai KPK menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN)," ucapnya.
Lalu, mereka juga meminta agar Firli Bahuri untuk mundur dari jabatannya selalu Ketua KPK.
Sebab, Firli dinilai telah gagal menjaga integritas dan marwah KPK dalam pemberantasan korupsi.
Tak hanya itu, BEM-SI juga meminta agar KPK tetap menjaga marwah dan semangat pemberantasan korupsi.
Kemudian, KPK juga diminta segera menyelesaikan permasalahan korupsi seperti kasus bansos, BLBI, benih lobster, suap Ditjen Pajak, kasus suap KPU Harun Masiku dan sebagainya.
Baca juga: Respons Demo BEM SI Soal TWK, KPK: Kami Tidak Ingin Berdinamika
Usai menyampaikan seruannya itu, massa aksi BEM-SI perlahan membubarkan diri dari Gedung KPK.
Mereka perlahan meninggalkan Gedung Merah Putih. Mobil komando yang digunakan untuk seruan itu pun ditarik mundur.