Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fandi Permana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aliansi BEM Seluruh Indonesia (SI) menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung Merah Putih KPK menuntut pembatalan hasil Tes Wawasan Kebangsaan terhadap 57 Pegawai KPK.
Para pengunjuk rasa tersebut memulai aksi sejak pukul 12.00 WIB dikawal ketat aparat kepolisian. Setelah 4 jam menggelar aksi mahasiswa sempat terlibat aksi dorong-dorongan dengan aparat kepolisian.
Pantauan Tribunnews.com, kini massa dari gabungan BEM sejumlah universitas mulai membubarkan diri. Seusai azan Asar berkumandang, sekitar pukul 15.30 WIB beberapa aliansi mahasiswa meninggalkan lokasi demo.
Kapolres Jaksel Kombes Azis Andriansyah menyatakan massa aksi sudah berakhir. Azis yakin bahwa para mahasiswa sudah berhasil menyampaikan suaranya kepada KPK.
Baca juga: Ini Seruan Pengunjuk Rasa dari BEM-SI Saat Menggelar Aksi di Depan Gedung KPK
"Semua aspirasi sudah disampaikan. KPK sudah mendengar semua aspirasi adik-adik mahasiswa," ujar seorang polisi melalui pengeras suara, Senin (27/9/2021).
"Hari ini teman-teman mahasiswa menyampaikan aspirasinya dan sekarang sudah menyampaikan aspirasi. Dan pukul 15.30 sudah bubar dan kembali ke tempat masing-masing, makasih," kata Azis yang memantau aksi di lokasi.
Meski berangsur putar balik, polisi masih bersiaga terhadap mahasiswa yang masih bertahan di lokasi. Mayoritas mahasiswa sedang beristirahat dan perlahan bubar.
Aksi Aliansi BEM SI menuntut aksi pemberhentian 57 pegawai KPK yang tidak lolos TWK agar dibatalkan. Aksi di depan Gedung KPK itu digelar setelah ultimatum 3x24 jam kepada presiden Joko Widodo tak digubris.
Beberapa tuntutan yang dilayangkan BEM SI diantaranya meminta Ketua KPK Firli Bahuri mencabut surat keterangan (SK) pemberhentian pegawai KPK.
Baca juga: Massa BEM-SI dan Polisi Terlibat Saling Dorong di Depan Gedung KPK
"Kami mendesak Presiden juga, Bapak Jokowi, untuk bertanggung jawab dalam kasus upaya pelemahan terhadap KPK dengan mengangkat pegawai KPK untuk menjadi aparatur sipil negara," kata Koordinator Media BEM SI Muhammad.
"Kami juga menuntut Ketua KPK Bapak Firli Bahuri mundur dari jabatannya dengan telah banyak gagal menjaga integritas dan marwah KPK dalam pemberantasan korupsi," lanjut Rais.