Namun, selain dua nama terakhir, mereka semua kompak diam dan tak merespon ketika ditanya pendapat terkait nama-nama mereka disebut sebagai pengganti Azis.
Ada yang hanya membaca pesan singkat dari Tribunnetwork, namun tak membalasnya. Ada yang tak membaca pesan tersebut hingga ketika dihubungi via telepon pun tak ada yang menjawab.
Salah satu kandidat yang merespon yakni Melchias Markus Mekeng meminta agar awak media menunggu pengumuman dari partainya soal pengganti Azis. Meski tak secara lugas menyatakan harapannya, dia menyampaikan rasa terima kasihnya ketika didoakan terpilih.
"Tunggu besok diumumkan oleh partai ya. Dan terima kasih ya atas doanya," kata Melchias, Selasa (28/9/2021).
Hal berbeda, Adies Kadir yang juga disebut berpeluang menggantikan Azis mengaku masih nyaman memegang tampuk pimpinan di Komisi III DPR RI. Menurutnya masih ada banyak kader partai beringin yang lebih senior, berpengalaman, dan pantas menjabat sebagai wakil ketua DPR RI.
"Saya masih nyaman di Komisi III. Saya sudah sampaikan kan tadi, dan lebih banyak yang pas, yang lebih senior, masih banyak yang pas," kata Adies.
Adies juga enggan berandai-andai soal siapa nantinya yang akan dipilih oleh Airlangga menggantikan Azis.
Dia kembali menegaskan bahwa dirinya saat ini ditugaskan di Komisi III DPR RI, Sekretaris Fraksi Golkar, serta terbaru menjadi Wakil Ketua Umum bidang Polhukam Partai Golkar --posisi yang sebelumnya dijabat oleh Azis Syamsuddin--.
"Saya nggak berandai-andai, tapi yang pasti penugasan saya di Komisi III, di sekretaris fraksi, kemudian Ketua Bidang hukum DPP Partai Golkar, itu juga cukup menyita waktu dan kesibukan dan saya enjoy di sana," katanya.
Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai mundurnya pengumuman siapa pengganti Azis Syamsuddin bisa jadi indikasi bahwa terjadi tarik ulur di internal Partai Golkar.
Apalagi jabatan yang ditinggalkan Azis terbilang strategis, karenanya Ujang menduga Airlangga juga tengah terbebani dan diuji dalam membuat keputusan.
"Ketum Golkar tengah terbebani kalau saya lihat. Kalau ngga terbebani, saya kira mudah saja buat suatu keputusan untuk ganti posisi Azis Syamsuddin. Tapi kan ini tidak, malah bikin rapat pleno," kata Ujang.
Dikhawatirkan jika Airlangga salah dalam mengambil keputusan, bukan tidak mungkin potensi atau benih-benih perpecahan akan timbul di kemudian hari. Sehingga kondisi Golkar saat ini disebut Ujang seperti belum memiliki titik kompromi terkait pengganti Azis.
"Akan terjadi friksi yang cukup kuat jika ketum Golkar salah ambil keputusan. Ibaratnya seperti ada bara api dalam sekam nantinya," kata Ujang.
"Apalagi jika dikaitkan dengan periode kekuasaan pemerintahan yang sudah setengah jalan, pasti kekuatan-kekuatan internal yang bergerak dibawah tanah sudah memiliki kalkulasi politik yang memadai," tambahnya. (Tribunnetwork/Vincentius Jyestha)