News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

PDIP Peringati Pidato Bung Karno 'To Build The World A New' di Markas PBB

Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto

"Pertama kalinya dalam pidato pemimpin negara, Bung Karno mengutip ayat-ayat kitab suci. Baik Alquran maupun Injil. Bung Karno ingin menegaskan bahwa kita sebagai ciptaan Yang Maha Kuasa, harus memperjuangkan perdamaian dunia itu," kata Hasto.

Lalu apa relevansi pidato tersebut untuk masa kini? Hasto mengatakan bahwa idenya masih sangat relevan hingga saat ini. Bahwa Indonesia sebagai jembatan bagi pertikaian berbagai blok ideologi.

"Kita sampaikan konsepsi bahwa dunia tak boleh lagi diwarnai imperialisme dan kolonialisme, namun sebuah dialog demi meningkatkan harkat martabat manusia,' kata Hasto.

Pihaknya melihat bahwa pidato Bung Karno itu seharusnya menginspirasi rakyat Indonesia saat ini agar terus berjuang  keras memastikan Indonesia menjadi pemimpin diantara bangsa-bangsa dunia.

"Kepemimpinan Indonesia itulah yang kita ambil spiritnya. Dalam bidang apapun. Kita harus menjadi juara. Kita harus kembangkan sesuatu yang khas Indonesia, namun di saat sama kita jadi pemimpin dunia," ujar Hasto.

Dengan itu, Hasto mengatakan bangsa Indonesia juga harus menjadi bangsa yang outward looking atau yang melihat keluar. Bukan local acting dalam pengertian tak punya cakrawala luas.

"Kadang-kadang kita merasa aneh ketika ada elite yang orientasinya masih masa lalu, orientasi menakut-nakuti rakyat dengan masa lalu. Padahal seharusnya melihat masa depan, bagaimana desain kepemimpinan Indonesia masa depan," tegasnya.

Dia memberi contoh. Bung Karno pernah memerintahkan agar seluruh resep nusantara dikumpulkan dalam Mustika Rasa, lengkap dengan analisis gizinya. Tebal buku itu sampai 1134 halaman.

Dengan resep itu saja, Bung Karno ingin membangun kepribadian Indonesia melalui kuliner. Inilah yang dalam istilah militer disebut sebagai force projection, alias kemampuan menunjukkan kapasitas kekuatan kita di luar wilayah teritorial.

"Jadi kalau cuma berani mengkritik ke dalam, itu jago kandang. Kalau keluar itu force projection," ujar Hasto.

Baca juga: Megawati Cerita Dirinya Kerap Dicemooh Gegara Serukan Salam Kemerdekaan

"Maka mari kita peringati pidato Bung Karno ini, kita mendorong kembali semangat kepemimpinan Indonesia, generasi muda indonesia harus minimal menguasai dua bahasa asing, dan bergerak mewartakan kepemimpinan Indonesia di dunia," katanya.

Dalam dialektika pemikiran Bung Karno, lanjut Hasto, Declaration of Independence dan Manifesto Komunisme memiliki tahapan lebih lanjut, yakni Pancasila. Itulah dasar bagi Putra Sang Fajar mengusulkan Pancasila diterima sebagai piagam PBB.

"Dalam akhir pidatonya di PBB, Bung Karno menegaskan Pancasila sebagai jalan perdamaian dunia, keadilan, dan kesetaraan. Dan dunia akan bebas dari penyakit penjajahan yang menghisap. Dunia akan masuk era baru yakni perdamaian abadi," kata Hasto.

"Generasi muda Indonesia, dengan caranya masing-masing, harus ikut bagaimana Pancasila mendasari hidupnya. Gotong royong, menerima keberagaman. Itu sangat up to date dengan keadaan dunia saat ini. Sekarang bahasanya kolaborasi, dunia platform digital sebenarnya dunia gotong royong. Jejaring inilah yang harus diisi Pancasila dengan bahasa anak muda saat ini," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini