TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo sempat membeli kerajinan khas Papua, yakni Noken hari ini, Jumat (1/10/2021).
Momen Jokowi membeli noken dari mama-mama di pinggir jalan ketika perjalanan dari Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura menuju hotel.
Dikutip dari kanal YouTube Kompas TV, Presiden bertolak ke Papua untuk menghadiri pembukaan Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-20 Papua dan Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) ke-16 yang akan digelar di Stadion Lukas Enembe, Kabupaten Jayapura, Sabtu (02/10/2021).
Selain membuka pesta PON XX dan Peparnas ke-16, Jokowi juga diagendakan untuk meresmikan sejumlah infrastruktur di Papua.
Baca juga: Tiba di Papua, Presiden Jokowi Disambut Tarian Selamat Datang
Jokowi berangkat dari pangkalan udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Jumat (01/10/2021) pagi.
Presiden dan rombongan pun langsung terbang menuju Bandara Sentani Jayapura.
Selanjutnya, dalam perjalanan dari Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura menuju hotel, rangkaian kendaraan Presiden Joko Widodo sempat berhenti.
Presiden ingin membeli noken, tas rajutan asli papua dari mama penjual di pinggir jalan.
“Tas apa ini?” tanya Presiden kepada Paulina Adi, dikutip Tribunnews.com dari Setkab.go.id.
Paulina Adi merupakan seorang mama penjual noken di pinggir Jalan Raya Hawai Sentani, Jayapura, Papua, Jumat (1/10/2021).
Lantas, Paulina pun menjawab pertanyaan tentang noken.
“Ini tas terbuat dari kulit kayu, Bapak,” kata Paulina.
Setelah melihat-lihat dan memilih, Presiden memutuskan untuk membeli dua noken.
Selain Paulina Adi, ada Anastasya Keren dan Yulita Tebay yang juga menjual noken hasil rajutannya sendiri.
Diharapkan, adanya perhelatan PON XX di Papua, akan banyak orang yang membeli tas rajutan asli Papua tersebut.
Tentang Noken dan Kegunaannya
Dikutip dari Papua.go.id, Noken merupakan salah satu hasil kerajinan tangan masyarakat asli Papua yang berupa tas hasil anyaman dari kulit kayu pohon biyik.
Uniknya, pohon tersebut tumbuh alami di hutan sekitar Danau Ayamaru, Papua Barat dan tidak dibudidayakan.
Berdasarkan ukuran dan kegunaannya, jenis noken untuk perempuan dan laki-laki berbeda.
Noken laki-laki berukuran lebih kecil, dipergunakan untuk menyimpan korek api, rokok atau pinang.
Sementara itu, noken bagi wanita berukuran lebih besar digunakan untuk membawa hasil-hasil perkebunan.
Adapun noken juga berfungsi sama dengan tas lain pada umumnya.
Hanya saja yang membuat perbedaan, ialah noken memiliki nilai historis dan filosofis yang tinggi bagi bagi masyarakat asli Papua, sebagaimana dilansir jayapurakab.go.id.
Di kalangan masyarakat Papua, biasanya noken digunakan untuk membawa hasil-hasil pertanian, seperti sayuran, umbi-umbian dan juga membawa barang dagangan ke pasar.
Bahkan, noken digunakan untuk menggendong anak dalam menempuh sebuah perjalanan jauh maupun dekat di sebagain daerah Papua.
Terkadang, noken juga digunakan untuk membujuk anak tidur.
Baca juga: Pastikan PON XX Papua Berlangsung Kondusif, Kepala BNPT Tinjau Langsung Lokasi Perlombaan
Noken Menjadi Warisan Budaya
Noken khas masyarakat Papua telah didaftarkan ke United Nation Edication Scientifis dan Cultural (UNESCO).
Selanjutnya, noken ditetapkan sebagai salah satu warisan kebudayaan dunia oleh UNESCO pada 4 Desember 2012.
Hal tersebut, dikarenakan keunikannya yang memiliki nilai historis serta filosofi dari noken.
Pengakuan UNESCO ini mendorong upaya melindungi dan mengembangkan warisan budaya noken, yang dimiliki oleh lebih dari 250 suku di Provinsi Papua dan Papua Barat.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS)
Simak berita lainnya terkait Noken