News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

BMKG Ingatkan Datangnya La Nina Jelang Akhir Tahun 2021, Minta Masyarakat Waspada

Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Miftah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah pengendara kendaraan bermotor roda dua berteduh di bawah jembatan penyeberangan orang (JPO) saat turun hujan di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (6/10/2021). Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengungkapkan, intensitas hujan akan meningkat pada bulan Oktober dan akan mencapai puncaknya pada bulan Januari dan Februari 2022. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

TRIBUNNEWS.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan peringatan dini untuk mewaspadai La-Nina yang akan datang menjelang akhir tahun ini.

Berdasarkan monitoring terhadap perkembangan terbaru dari data suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur, menunjukkan bahwa saat ini nilai anomali telah melewati ambang batas La Nina, yaitu sebesar -0.61 pada Dasarian I Oktober 2021.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, kondisi ini berpotensi untuk terus berkembang.

"Kita harus segera bersiap menyambut kehadiran La Nina 2021/2022 yang diprakirakan akan berlangsung dengan intensitas lemah - sedang, setidaknya hingga Februari 2022," terang BMKG dalam siaran persnya.

Didasarkan pada kejadian La Nina tahun 2020 lalu, hasil kajian BMKG menunjukkan bahwa curah hujan mengalami peningkatan pada November-Desember-Januari.

Baca juga: Prakiraan Cuaca BMKG DKI Jakarta, Selasa, 19 Oktober 2021: 4 Wilayah Berpotensi Diguyur Hujan

Baca juga: Info Cuaca BMKG Selasa, 19 Oktober 2021: Hujan dan Angin Kencang Melanda 36 Wilayah Ini

Peningkatan tersebut terutama terjadi di wilayah Sumatra bagian selatan, Jawa, Bali hingga NTT, Kalimantan bagian selatan dan Sulawesi bagian selatan.

La Nina tahun ini diprediksikan relatif sama dan akan berdampak pada peningkatan curah hujan bulanan berkisar antara 20 - 70% di atas normalnya.

Dengan adanya potensi peningkatan curah hujan pada periode musim hujan tersebut maka perlu kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap potensi lanjutan dari curah hujan tinggi yang berpotensi memicu bencana hidrometeorologi.

Dwikorita juga mengingatkan agar pemerintah daerah, masyarakat, dan semua pihak terkait dengan pengelolaan sumber daya air dan pengurangan risiko bencana yang berada di wilayah yang berpotensi terdampak La-Nina, agar bersiap segera untuk melakukan langkah pencegahan dan mitigasi terhadap peningkatan potensi bencana Hidrometeorologi seperti banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang atau puting beliung ataupun terjadinya badai tropis.

Baca juga: Hoaks Adanya Gelombang Panas di Indonesia, Simak Penjelasan BMKG soal Suhu Tinggi di Sejumlah Daerah

Baca juga: 2 Faktor yang Menyebabkan Cuaca pada Siang Hari Akhir-akhir Ini Begitu Panas

BMKG juga menyampaikan, bulan Oktober ini bagi beberapa wilayah di pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan Sulawesi Selatan merupakan wilayah yang sedang mengalami periode transisi atau peralihan musim dari musim kemarau ke musim hujan.

Pada periode peralihan musim ini, perlu diwaspadai fenomena cuaca ekstrim yang sering muncul, seperti hujan lebat, angin puting beliung, angin kencang meskipun periodenya singkat tapi sering memicu terjadinya bencana hidrometeorologi.

Kewaspadaan dalam menghadapi musim hujan ini selain wilayah-wilayah yang langganan atau berpotensi banjir dan longsor, lebih waspada lagi pada periode puncak musim hujan yang diprediksi akan dominan terjadi bulan Januari dan Februari 2022.

Masyarakat diharapkan terus memantau perkembangan iklim dan cuaca terkini.

(Tribunnews.com/Tio)

Berita Lain Terkait Info BMKG

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini