Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur eksekutif Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie menilai sejumlah model transaksional, politik identitas, oligarki, hingga capres boneka masih akan muncul dalam Pilpres 2024 nanti.
Menurutnya, pemilih harus selektif memilih pemimpin Indonesia ke depan.
“Jangan memilih capres pencitraan dan terlalu banyak janji serta irasional,” kata Jerry dalam pesan yang diterima Tribunnews, Selasa (19/10/2021).
Jerry menambahkan capres boneka yang ada nanti pada Pilpres 2024 akan dikendalikan oligarki.
"Pentingnya agar pemilih waspada jangan terlena dan terpengaruh akan rayuan palsu dari capres tersebut. Belajar dari pengalaman," tambahnya.
Dia berbicara di rezim Presiden Joko Widodo saja, utang Indonesia per Juli 2021 sudah membengkak di angka Rp 6.570 triliun.
Baca juga: Soal Kesiapan Pilpres 2024, Cak Imin: Kita Harus Siap Hadapi Tantangan Politik dan Sabar Dulu
"Bayangkan dari era SBY utang pemerintah mencapai Rp 4.000 triliun. Bisa saja lebih lantaran banyak pakar memprediksi bisa tembus angka Rp 10 ribu triliun," katanya
“Saya takutkan negeri ini dikuasai asing lantaran utang jumbo yang menggila. Kalau Indonesia dipimpin orang bijaksana dan cerdas, paling dia tahu akan dibawa ke mana bangsa ini," katanya
Diakui Jerry, saat ini Indonesia masih menganut semacam adanya tradisi money politics atau politik uang yang dilakukan para oligarki dengan cara membeli suara pemilih.
Baca juga: Elektabilitas Airlangga Hartarto Naik, Partai Golkar Optimistis Tatap Pilpres 2024
Jerry menyarankan untuk tidak memilih pemimpin gagal yang bukan mengobati luka, tetapi justru menambah luka dan beban.
“Apalagi pemimpin lemah yang bisa dikendalikan dan diatur dan jadikan sapi perah para oligarki. Memang mereka mendukung secara finansial, tetapi kelompok ini bak musang berbulu domba,” katanya.