News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pengamat P3S Prediksi Pilpres 2024 Akan Diisi Capres Boneka

Penulis: Reza Deni
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Pemilu. Jerry Massie menilai sejumlah model transaksional, politik identitas, oligarki, hingga capres boneka masih akan muncul dalam Pilpres 2024 nanti.

Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur eksekutif Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie menilai sejumlah model transaksional, politik identitas, oligarki, hingga capres boneka masih akan muncul dalam Pilpres 2024 nanti.

Menurutnya, pemilih harus selektif memilih pemimpin Indonesia ke depan.

“Jangan memilih capres pencitraan dan terlalu banyak janji serta irasional,” kata Jerry dalam pesan yang diterima Tribunnews, Selasa (19/10/2021).

Jerry menambahkan capres boneka yang ada nanti pada Pilpres 2024 akan dikendalikan oligarki.

"Pentingnya agar pemilih waspada jangan terlena dan terpengaruh akan rayuan palsu dari capres tersebut. Belajar dari pengalaman," tambahnya.

Dia berbicara di rezim Presiden Joko Widodo saja, utang Indonesia per Juli 2021 sudah membengkak di angka Rp 6.570 triliun.

Baca juga: Soal Kesiapan Pilpres 2024, Cak Imin: Kita Harus Siap Hadapi Tantangan Politik dan Sabar Dulu

"Bayangkan dari era SBY utang pemerintah mencapai Rp 4.000 triliun. Bisa saja lebih lantaran banyak pakar memprediksi bisa tembus angka Rp 10 ribu triliun," katanya

“Saya takutkan negeri ini dikuasai asing lantaran utang jumbo yang menggila. Kalau Indonesia dipimpin orang bijaksana dan cerdas, paling dia tahu akan dibawa ke mana bangsa ini," katanya

Diakui Jerry, saat ini Indonesia masih menganut semacam adanya tradisi money politics atau politik uang yang dilakukan para oligarki dengan cara membeli suara pemilih.

Baca juga: Elektabilitas Airlangga Hartarto Naik, Partai Golkar Optimistis Tatap Pilpres 2024

Jerry menyarankan untuk tidak memilih pemimpin gagal yang bukan mengobati luka, tetapi justru menambah luka dan beban.

“Apalagi pemimpin lemah yang bisa dikendalikan dan diatur dan jadikan sapi perah para oligarki. Memang mereka mendukung secara finansial, tetapi kelompok ini bak musang berbulu domba,” katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini