News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kesaksian Buruh Yang Nyaris Ditarik NII, Sebut Mirip Bunglon dan Sulit Dideteksi Aparat

Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tolak Radikalisme - Kesaksian Buruh Yang Nyaris Ditarik NII, 'Mereka Itu Bunglon, Aparat Mungkin Tidak Bisa Deteksi Mereka'

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lusius Genik

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pendiri NII Crisis Center, Ken Setiawan berhasil menyelamatkan seorang buruh dari jeratan kelompok radikal Negara Islam Indonesia (NII).

Orang yang diselamatkan Ken adalah seorang buruh, yang sebenarnya hanya merantau ke Provinsi Lampung untuk mengais rejeki.

"Jadi dia itu sebenarnya berniat merantau untuk membantu ekonomi keluarga dan adik-adiknya agar bisa melanjutkan sekolah," ujar Ken dalam keterangannya kepada Tribunnews.com, Rabu (20/10/2021).

Di saat libur, buruh yang dimaksud Ken berkumpul dengan sahabatnya beserta dengan seorang kenalan baru di Kota Bandar Lampung.

Awalnya, kata Ken buruh tersebut bersyukur dapat bertemu dengan sahabat barunya, lantaran dianggap paham dan mengerti tentang agama.

"Akhirnya dia sempat memutuskan ikut bersama salahsatu komunitas bertema HIJRAH karena penasaran dan ingin belajar lebih dalam tentang agama Islam," tutur Ken.

Baca juga: Ken Setiawan Khawatir NII Mulai Sasar Kalangan Buruh, Bahaya Karena Tidak Ada yang Pantau

Baca juga: NII Crisis Center Sebut Ada Ribuan Penganut Paham Radikalisme di Lampung

Saat pertama bergabung dengan kelompok tersebut, awalnya semua baik-baik saja.

Karena kajian-kajian yang diberikan sudah bagus dan tema hijrah juga dimaknai berpindah dari yang semu ke yang benar.

"Intinya sebagai manusia harus fitrah, ciptaan Allah harus mematuhi aturan di dalam Alquran," kata Ken bercerita tentang si buruh.

Namun setelah lama bergabung dengan kelompok HIJRAH, buruh itu menemukan kejanggalan dan keanehan, karena yang dibahas bukan masalah agama, tapi masalah negara Islam.

Buruh itu diwajibkan infak yang cukup besar untuk mendukung program negara dan diminta untuk mengajak sahabatnya bergabung di NII.

"Dia itu bingung ketika keluarga minta bantuan dana sementara dana dari gajian sudah diberikan untuk infak NII," ujar Ken.

"Akhirnya terpaksa berbohong kepada keluarga kalau saat ini ada kebutuhan mendesak, jadi belum bisa membantu keluarga. Bahkan dia sudah berani berhutang ke sana kemari kepada sahabatnya di proyek untuk kebutuhan Infak NII tersebut," sambung Ken.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini