Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jaksa Agung ST Burhanuddin diminta mewaspadai serangan balik para koruptor dan kaki tangannya yang semakin masif di tengah prestasi Kejaksaan Agung membongkar kasus-kasus korupsi kakap.
Menurut pakar hukum pidana Dr. Dwi Seno Wijanarko SH MH CPCLE, serangan balik para koruptor itu terlihat dari gencarnya serangan terhadap institusi Kejaksaan Agung.
Bahkan ditujukan langsung kepada pribadi Jaksa Agung Burhanuddin, beberapa waktu terakhir.
“Prestasi luar biasa Kejagung di bawah kepemimpinan ST Burhanuddin dalam mengungkap kasus-kasus korupsi membuat koruptor kalap. Mereka menyerang balik menggunakan berbagai cara, termasuk dengan menyebarkan berita bohong dan pembunuhan karakter Jaksa Agung,” ujarnya, Rabu (3/11/2021).
Dalam melakukan serangan balik, lanjut Dwi Seno, para koruptor tersebut memanfaatkan kaki tangan atau kolaborator mereka, baik dari luar maupun internal penegak hukum, sehingga menimbulkan ketidakpercayaan publik terhadap Kejagung.
“Target utama mereka Jaksa Agung sebagai tokoh sentral di Kejagung. Harapan mereka, jika publik tidak percaya kepada Jaksa Agung maka akan muncul ketidakpercayaan juga terhadap Kejaksaan yang sedang menangani kasus mereka,” kata pakar hukum dari Universitas Bhayangkara Jakarta Raya ini.
Baca juga: MA Cabut PP Pengetatan Remisi, Ahli Hukum: Korbannya Bukan Koruptor, Tapi Kita yang Kehilangan Hak
Hal senada disampaikan budayawan dan spiritualis nusantara Kidung Tirto Suryo Kusumo. Dia mengatakan koruptor yang serakah akan melakukan berbagai cara agar kejahatannya tidak tercium oleh penegak hukum.
Ketika kejahatan mereka terbongkar, mereka akan melakukan perlawanan dengan menghalalkan segala cara.
Namun, Kidung Tirto yakin Jaksa Agung Burhanuddin tetap tegar, bahkan semakin kuat menghadapi berbagai serangan koruptor dan kolaboratornya.
Dia hanya mengingatkan Jaksa Agung agar mewaspadai kaki tangan koruptor yang menyusup ke internal Kejaksaan.
“Saya mendukung langkah Jaksa Agung melakukan bersih-bersih di internal dari infiltrasi koruptor. Ini diperlukan untuk menjaga marwah Adhyaksa dari tangan-tangan kotor oknum tidak berintegritas yang bisa menjadi musuh dalam selimut,” tegasnya.
Baca juga: ICW Minta Jaksa Agung Fokus Perbaiki Kualitas Penegakan Hukum Terhadap Koruptor
Kidung Tirto mengatakan, serangan terhadap Jaksa Agung tersebut sama saja dengan menyerang Presiden Joko Widodo, sebab Jaksa Agung sedang melaksanakan perintah Presiden untuk menegakkan supremasi hukum dan memberantas korupsi.
Diketahui, Jaksa Agung ST Burhanuddin dalam berbagai kesempatan selalu menegaskan kepada seluruh jajarannya agar menjaga integritas dan menjauhi perbuatan tercela yang berpotensi melawan hukum.
Dia mengatakan bahwa salah satu agenda utamanya adalah memulihkan marwah Kejaksaan dengan meningkatkan integritas.
"Saya tidak butuh jaksa pintar tapi tidak berintegritas, melainkan saya butuh jaksa pintar yang berintegritas. Untuk itu, bagi siapa saja yang tidak mau berubah, silakan mengundurkan diri sebelum saya undurkan," tegasnya.
Belakangan, lanjut dia, kiprah kejaksaan dalam menangani perkara-perkara besar berhasil meningkatkan kepercayaan publik.
Namun di sisi lain, atas capaian itu masih saja terdapat pihak yang tidak senang atau terganggu akan torehan prestasi tersebut.
Baca juga: MAKI Dukung Rencana Jaksa Agung Ajukan Tuntut Hukuman Mati Para Koruptor
"Fenomena ini dikenal dengan istilah Corruptors Fight Back. Oleh karena itu kita harus selalu waspada dalam melaksanakan tugas dan berperilaku sesuai norma yang ada, begitupun dalam aktivitas di sosial media," kata Jaksa Agung.