Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) yang diketuai Gede Pasek Suardika (GPS) membeberkan alasan dari berdirinya partai yang banyak diisi loyalis Anas Urbaningrum itu.
Gede Pasek menyebut salah satu alasan PKN berdiri melihat situasi partai politik saat ini.
Menurutnya saat ini hanya ada dua jenis partai, yakni partai yang dibangun dengan sitem monarki dan partai yang dibangun dengan berbasis kapital.
"Pertama, partai yang terbangun dengan sistem monarki dimana akan diwariskan kepada keluarganya sendiri. Kedua, partai yang berbasis kapital dan dibangun seperti sebuah perusahaan untuk menjadi benefit ekonomi," ujar Gede Pasek saat diwawancarai khusus Tribunnetwork, Kamis (4/11/2021).
Kondisi partai politik seperti itu, kata dia, membuatnya berpikir bahwa jalan terbaik adalah membangun dan membuat partai politik sendiri dibandingkan bergabung dengan yang sudah ada.
Baca juga: Sebut Oligarki dan Dinasti Politik Merajalela, Farhat Abbas Tawarkan Partainya Jadi Alternatif
"Dua kutub partai politik ini kan tidak begitu menyehatkan demokrasi secara substansial. Akhirnya kita mencoba hadir untuk memberi pilihan lain yaitu partai politik yang berbasis pada pergerakan dan perjuangan," ucapnya.
Dia memahami betul tidak mudah dan berat bagi PKN yang berbasis pergerakan dan perjuangan hadir di tengah kondisi masyarakat yang hedonis, pragmatisme politik, dan krisis seperti sekarang.
Namun, Gede Pasek menilai keberadaan partai baru harus dilakukan agar masyarakat dengan kesadaran berbangsa dan bernegara yang idealis memiliki alternatif lain.
Baca juga: Beragam Sebab Berdirinya Sejumlah Partai Politik Baru Jelang Pemilu 2024
Keseriusan PKN sendiri dalam membentuk partai yang sehat ditegaskan dengan tak menargetkan perolehan muluk-muluk di Pemilu 2024.
Ia menyebut partai yang disiapkan untuk jangka panjang haruslah tumbuh secara alami.
"Ngomong target itu nanti, kalau seluruh kesiapan sudah selesai baru kita bicara target. Dan kita tidak ingin partai politik ini lahir hanya menjelang pemilu, ketika target yang diinginkan tidak tercapai lalu partainya mati. Kan banyak partai-partai seperti itu," katanya.