TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Muhammad Sukron, menduga kuat ada framing di balik tudingan keterlibatan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dalam bisnis polymerase chain reaction atau PCR.
"Ini untuk merusak kredibilitas Pak Erick saja, seolah-olah Pak Erick bermain bisnis atau ikut cawe-cawe. Namanya juga framing," kata Sukron saat dimintai tanggapan media terkait dengan isu tersebut, Sabtu (6/11/2021).
Sukron mengatakan bahwa dunia dan berbagai kalangan termasuk pihaknya sangat mengapresiasi pemerintahan Presiden Joko Widodo-KH Maruf Amien dalam menangani Covid-19.
Apalagi, pada mulanya, banyak kalangan khawatir pandemi di Indonesia ini akan susah di atasi.
"Tapi faktanya, kita bisa lihat dan rasakan saat ini. Perubahan pandemi jadi endemi dan masyarakat bisa beraktivitas," kata Sukron.
Masih menurut Sukron, hal ini tidak lepas dari keseriusan pemerintahan, termasuk di dalamnya peran Erick Thohir sebagai orang yang ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo dalam rangka penanganan covid-19. Karena itulah pihaknya mengapresiasi kerja keras Erick Thohir.
Baca juga: Luhut dan Erick Thohir Dituduh Bermain Bisnis PCR, Jokowi Diminta Turun Tangan: Segera Panggil
"Bukan malah sebaliknya, keberhasilan beliau dalam menangani covid-19 justru di-framing bahwa seolah-olah beliau mengambil keuntungan dari situasi pandemi covid-19," jelas Sukron.
"Rasanya tidak mungkin orang sekapasitas beliau melakukan hal tidak terpuji seperti itu. Jargon akhlak dalam membenahi BUMN menjadi kata kunci bahwa beliau tidak mungkin melakukan hal tersebut," jelas Sukron.
Sukron menambahkan bahwa dalam menangani persoalan Covid-19 diperlukan kerjasama semua pihak atau pentahelix, termasuk pemerintah, ormas, LSM, pebisnis, media, tokoh agama, masyarakat pada umumnya dan lain-lain. Kebersamaan ini hingga saat ini terus berjalan dengan baik.
"Jangan pula dirusak dengan isu-isu tak baik untuk meruntuhkan moral gotong-royong kita," ungkap Sukron.