News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Ini Jawaban Pemerintah Mengapa Tes PCR Tidak Gratis alias Harus Bayar

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas medis melakukan swab kepada warga secara drive thru di Altomed, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (9/8/2021). Di masa PPKM level 4 ini banyak warga yang melakukan swab PCR atau antigen karena menjadi persyaratan dalam bepergian. TRIBUNNEWS/HERUDIN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Anggota Komisi IX DPR RI, dari Fraksi PKS, Ansory Siregar meminta pemerintah untuk menggratiskan tes polymerase chain reaction (PCR).

Hal ini disampaikan Ansory dalam rapat kerja Komisi IX bersama Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (8/11/2021).

“Mengenai PCR tadi, kira-kira kalau apa yang saya sebutkan tadi di sini kan, saya katakan sebelum bapak menteri memaparkan untuk digratiskan gitu, memungkinkan tidak?,” kata Ansory kepada Menkes Budi.

Menjawab pertanyaan itu, Budi mengatakan, pemerintah tidak memiliki anggaran untuk menggratiskan tes PCR.

“Memang anggarannya tidak ada di kita pak sekarang, jadi untuk tahun ini agak sulit karena kita tidak memiliki anggaran untuk itu,” jawab Budi.

Baca juga: Pemerintah Jepang Gratiskan Biaya Tes PCR dan Antigen

Lebih lanjut, Budi mengatakan, pemerintah saat ini hanya memiliki anggaran untuk melakukan tes PCR kepada para suspek atau kontak erat pasien Covid-19 di puskemas.

Namun, pemerintah memang tidak menggratiskan biaya PCR yang bersifat skrining kepada masyarakat.

“Itu sudah digratiskan pak untuk yang suspek dan kontak erat. Jadi testing PCR yang sifatnya epidemiologis yang dilakukan di puskesmas itu memang ditanggung oleh negara,” ungkap dia.

Menurutnya, para epidemiolog menyarankan seharusnya testing Covid-19 yang benar adalah testing terhadap suspek dan kontak erat yang dilakukan di puskesmas.

Ia menambahkan, dalam rapat bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) siang hari ini, Jokowi meminta Kementerian Kesehatan untuk kembali mengkaji, apakah Indonesia mungkin melakukan testing epidemiologis atau terhadap suspek atau kontak erat.

Menkes pun menyampaikan, pihaknya masih membahas ulang hal itu dan akan memberikan jawaban kepada Presiden pekan depan.

“Ini tadi juga didiskusikan oleh Bapak Presiden terus terang waktu rapat dan kami diminta mengkaji kembali apakah kita ingin kembali ke testing epidemiologis yang memang secara oleh para epidemiolog bilang benar,” ucapnya.

Upayakan Tekan Harga

Kementerian Kesehatan menegaskan, penetapan tarif tes real time polymer chain reaction (RT-PCR) untuk kepentingan masyarakat, tidak ada pihak yang diuntungkan secara komersial.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!

Berita Populer

Berita Terkini