TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kabar duka datang dari politisi senior Max Sopacua.
Mantan politikus Partai Demokrat yang kini bergabung dengan Partai Emas itu meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta, Rabu (17/11/2021) pagi.
Anak Max, Ferro Sopacua menuturkan, sang ayah telah dirawat selama 17 hari di RSPAD Gatot Soebroto setelah mengalami sakit di paru-paru yang diduga kanker.
"Papa meninggal pagi ini jam 5.53 wib di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. Setelah dirawat selama 14 hari di RSUD Kota Bogor dan dirujuk ke RSPAD dan di RSPAD dirawat selama 17 hari, Papa meninggal karena sakit di paru-paru yang diduga cancer," kata Ferro saat dihubungi Kompas.com, Rabu.
Ferro menuturkan, menurut rencana jenazah Max akan disemayamkan di rumah Max di Jalan Veterang Gang Kepatihan, Bogor, sebelum dimakamkan di pemakaman keluarga di Ciomas, Bogor.
"Akan dimakamkan insya Allah siang ini di pemakaman keluarga di Ciomas, satu lubang dengan almarhum ibu saya sesuai amanat beliau," ujar Ferro.
Max diketahui adalah inisiator Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deli Serdang, Sumatera Utara, ini bergabung ke Partai Emas besutan Hasnaeni Moein, sejak akhir Desember 2020 lalu.
Baca juga: Kabar Duka Max Sopacua Meninggal Dunia, Sejumlah Politisi Demokrat Beri Ucapan Duka
Perjalanan karier Max Socapua di dunia politik
Pernah Menjadi Penyiar TVRI
Pria kelahiran Ambon, pada 2 Maret 1946 itu menyelesaikan gelar sarjana S1 dan mendapatkan gelar magister di STIE Gotong Royong, Jakarta.
Baca juga: Bela Ibas Dalam Kasus Hambalang, Kamhar ke Max Sopacua: Menepuk Air di Dulang Terpercik Muka Sendiri
Max juga sempat bekerja sebagai penyiar olahraga dan produser di Televisi Republik Indonesia (TVRI) pada zaman orde baru.
Dalam catatan buku wajah DPR dan DPD 2019-2014, Max diketahui menjadi produser di TVRI sejak 1985 hingga tahun 2002.
Ikut Dirikan Partai Demokrat Setelah era kepemimpinan Presiden Soeharto berakhir, Max mulai terjun ke dunia politik.
Ia diketahui terlibat dalam pendirian Partai Demokrat pada 9 September 2001 bersama SBY.
Bersamaan dengan suksesnya SBY terpilih sebagai Presiden pada Pilpres 2004, di tahun yang sama Max juga terpilih menjadi anggota DPR dari daerah pemilihan (dapil) Jabar V Bogor.
Ia menduduki Senayan selama dua periode yakni di tahun 2004 dan tahun 2009.
Kiprah Max di Partai Demokrat bisa dikatakan cukup penting.
Baca juga: Max Sopacua Singgung Nama Ibas di Kasus Korupsi Hambalang, Demokrat: Mereka Terus Membangun Fitnah
Selain sebagai salah satu pendiri partai, ia juga pernah menduduki jabatan strategis lainnya seperti Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat, hingga menjadi anggota Majelis Tinggi.
Bergabung Dengan Partai Emas
Max sudah menyatakan mundur dari Partai Demokrat dan bergabung dengan partai Esa Masyarakat Sejahtera (Emas) pada 11 Desember 2020 lalu.
Saat itu Max merasa bahwa dirinya disingkirkan oleh Partai Demokrat. Ia mengibaratkan upaya menyingkirkan dirinya, seperti menurunkan penumpang di pinggir jalan.
“Yang saya prihatin tetapi saya doakan Partai Demokrat semoga bagus dan makin jaya. Yang saya sayangkan, saya disingkirkan dari Partai Demokrat seperti menurunkan penumpang angkot di pinggir jalan,” tutur Max saat itu di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Emas, Kemang, Jakarta Pusat.
Ia menyebut dirinya bergabung dengan Partai Emas karena ingin mengabdi dan menyejahterakan masyarakat Indonesia.
Bergabungnya Max dengan Partai Emas ditandai dengan pelepasan jaket Partai Demokrat miliknya, kala itu.
Inisiator KLB Kontra AHY
Konflik antara Max dengan Partai Demokrat sudah nampak sejak tahun 2019, saat itu Max bersama sejumlah senior Partai Demokrat membentuk Gerakan Moral Penyelamatan Partai Demokrat (GMPPD).
Gerakan itu meminta SBY yang saat itu masih menjabat sebagai ketua umum untuk melaksanakan KLB.
GMPPD beralasan, KLB harus segera dilaksanakan karena perolehan suara Partai Demokrat anjlok.
Baca juga: Emosi Disebut Perusak Partai Demokrat, Max Sopacua Tantang Jansen Sitindaon dan Yan Harahap Berdebat
Saat itu, GMPPD juga mendesak agar segera ditunjuk ketua umum dan pengurus baru.
Konflik itu nampaknya juga menjadi pemicu Max keluar dari Partai Demokrat dan bergabung dengan Partai Emas.
Selain itu, Max kemudian juga diketahui menjadi salah satu tokoh yang mendukung KLB kontra kepemimpinan Ketua Umum Partai Demokrat AHY, yang berlangsung di Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara, 5 Maret 2021.
Ia meminta para kader Partai Demokrat tidak perlu takut dipecat jika mendukung berlansungnya KLB itu.
“Jangan takut dipecat, tidak bisa sembarangan memecat kader. Semua ada prosedurnya,” kata Max, dikutip Antar.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com