"Kalau LPG per tahun menghasilkan emisi 930 kg CO2, nanti dengan DME hitungannya akan berkurang menjadi 745 kg CO2. Ini nilai-nilai yang sangat baik sejalan dengan upaya-upaya global menekan emisi gas rumah kaca," urai Dadan.
4. Kualitas nyala api
Kualitas nyala api yang dihasilkan DME lebih biru dan stabil, tidak menghasilkan partikulat matter (pm) dan NOx, serta tidak mengandung sulfur.
5. Proses pembakaran
DME merupakan senyawa eter paling sederhana yang mengandung oksigen dengan rumus kimia CH3OCH3 yang berwujud gas sehingga proses pembakarannya berlangsung lebih cepat dibandingkan LPG.
6. Uji terap DME
Hasil uji terap DME menunjukkan mudah dalam menyalakan kompor, stabilitas nyala api normal, mudah dalam pengendalian nyala api, warna nyala api biru, dan waktu memasak lebih lama dibandingkan LPG.
7. Waktu memasak
Waktu memasak DME lebih lama 1,1 hingga 1,2 kali dibandingkan dengan menggunakan LPG.
Uji terap DME
Kementerian ESDM melalui Balitbang ESDM telah menyelesaikan uji terap pemakaian DME 100 persen.
Pada bulan Desember 2019 hingga Januari 2020, uji terap pemakaian DME tersebut telah dilakukan di wilayah Kota Palembang dan Muara Enim kepada 155 kepala keluarga dan secara umum dapat diterima oleh masyarakat.
Selain itu, pada tahun 2017, uji terap DME dilakukan di Jakarta yaitu di Kecamatan Marunda kepada 100 kepala keluarga sebesar 20 persen, 50 persen, dan 100 persen.
"Secara teknis, pemanfaatan DME 100 persen layak untuk mensubstitusi LPG untuk rumah tangga dengan menggunakan kompor khusus DME. Waktu memasak lebih lama 1,1 s.d. 1,2 kali dibandingkan dengan menggunakan LPG," tutup Dadan.