"Target kami ada 200 Pompa Hidram. Kami berdiskusi banyak masukan dari masyarakat tentang pertanian. Ada yang tidak punya air.
Ada juga yang tadah hujan. Padahal ada sungai di situ. Dengan adanya pompa hidram bisa dimanfaatkan untuk pertanian," ujar Pangdam kepada Tribun Bali, Selasa 24 Agustus 2021 lalu.
Seperti halnya di Desa Tangguntiti, Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan, terpasangnya 10 pompa hidram yang telah dimodifikasi sedemikian rupa hingga mampu mengaliri 220 ha lahan pertanian dengan jumlah 400 KK warga.
Kementerian Pertanian pun telah melirik program yang digalakkan Pangdam IX/Udayana dan berencana menjadikan pompa hidram sebagai pilot project pengairan di wilayah lain.
"Sudah mulai dilirik juga oleh Kementerian Pertanian. Mereka sudah hadir dan berencana dijadikan pilot project untuk buat di tempat lainnya.
Kami memang pemain lapangan. Kami mendapat masukan PUPR, masukan dari kementerian pertanian, diharapkan jadi program yang berlanjut di banyak tempat di Indonesia Raya," ucapnya.
Wilayah Bali yang terkenal baik dengan pengairan subaknya ternyata masih ada beberapa yang sulit mengakses air bersih.
Dengan program pompa hidram ini, Maruli yakin akan berdampak pada peningkatan hasil pertanian dan kesejahteraan warga desa.
Menurut Maruli, bicara pengairan dan program pompa hidram tidak hanya berkutat pada ketersediaan air bersih saja, namun impact-nya juga berdampak pada pengentasan kemiskinan, kebersihan hingga kesehatan.
"Efeknya warga tidak usah lagi beli air bersih. Airnya lebih bersih lebih bagus bagi kesehatan, karena air yang tersedia sumbernya ada yang tercemar polusi berbahaya ke stunting pada anak.
Semua mempercayai bahwa air akan mempengaruhi tingkat kemiskinan efeknya, air bisa untuk beternak, bertani dan sebagainya," ujar Maruli dengan nada optimistis.
Selain pompa hidram, Kodam IX/Udayana juga menggandeng masyarakat dengan menyediakan fasilitas beternak ayam.
"Dari mulai kandang, bibit ayam DOC (Day Old Chicken) kami kasih lengkap selama 3 bulan. Untungnya 75 persen bagi mereka. Di setiap tim itu harus ada 3 orang minimal.
Maksimal ngurus 2 000 ayam. Kami tingkatkan 6.000 ayam. Kami runut sampai di mana permasalahannya untuk mengangkat kehidupan masyarakat," kata Maruli.
"Jadi dari pompa hidram, ayam, kebun mulai jalan, sambil berjalan juga mengkonsep, misal wilayah A terkenal dengan sayur apa atau buah apa untuk pemasaran kedepan. Yang penting kebutuhan warga tercukupi," jelasnya.
Baca juga: Kisah Eksekutor Jambret Penumpang Bajaj yang Belepotan Lumpur, Terjebak 30 Menit di Selokan
Maruli meninjau progress renovasi tempat-tempat ibadah yang berada di Ksatrian Praja Raksaka Kepaon, Denpasar, Bali.
Bagi Pangdam, renovasi tempat-tempat ibadah ini memiliki fungsi yang vital. Kodam IX/Udayana memenuhi sarana tempat beribadah bagi seluruh umat beragama di lingkungan Makodam IX/Udayana.
Terdapat Pura Praja Raksaka, Masjid Al Amin Raksaka dan Gereja Praja Raksaka yang hampir selesai direhab.
"Nantinya diharapkan dapat menjadi rumah ibadah yang lebih baik dibandingkan dengan yang ada selama ini.
Mudah-mudahan dapat meningkatkan keimanan kita kepada Tuhan Yang Maha Esa dan semakin khusuk melaksanakan ibadah," ucap dia.
Maruli juga meresmikan renovasi bangunan Sekolah TK Kartika VII-1 dan SD Kartika VII-3, Jumat 24 September 2021. Kedua bangku pendidikan tersebut berlokasi di Ksatrian Praja Raksaka, Kepaon, Denpasar.
Tujuan renovasi ini untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas bagi anak-anak didik serta dapat mendorong pencapaian misi sekolah yang lebih baik.
Baca juga: Tanam Ganja Dalam Polybag, 4 Warga Merangin Jambi Diciduk Polisi saat Berpesta Barang Haram
Pada kesempatan yang sama, Kepala Sekolah TK Kartika VII-1, Silvi mengapresiasi kepedulian dan perhatian Pangdam IX/Udayana beserta istri dalam mendorong terwujudnya renovasi sekaligus melengkapi sarana prasarana yang disesuaikan dengan teknologi terkini.
Silvi juga memperkenalkan program pendidikan yang diterapkan pihak sekolahan yaitu Program Pendidikan Bilingual.
Menyikapi kabar peran besar dan pro aktif TNI di Bali dalam pengendalian Covid-19, Pangdam menyebutkan, pengendalian Covid-19 membutuhkan kerja sama berbagai pihak, tidak ada satu pihak pun yang bisa menyelesaikan permasalahan ini sendiri.
"Sebetulnya kita sepakati bahwa urusan Covid-19 ini harus bekerja sama semua unsur, tidak ada yang bisa menyelesaikan permasahalan ini sendiri.
Masalah pencetus lebih aktif ya itu silakan saja menilai tapi kitapun kalau instansi lain tidak support berat juga," kata Maruli kepada Tribun Bali, Minggu 22 Agustus 2021.
Maruli menyebut, Bali memiliki kemampuan kultur Desa Adat yang berpotensi baik, namun perlu ada pencetus ide atau penggerak agar upaya dan hasil lebih maksimal.
"Setelah berjalan menurut saya bisa dikatakan bahwa Bali bisa jadi contoh, bisa menjemput sekian ratus orang sehari.
Saya bilang kerja sama Pemda, Polisi, Dinas Kesehatan harus selalu bersama-sama, kenapa jadi mudah ? Karena Pemda menyiapkan tempat isolasi yang baik," paparnya.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul PROFIL dan Rekam Jejak Pangdam Udayana Mayjen Maruli Simanjuntak yang Dikabarkan Jadi Pangkostrad,