News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Arist Merdeka Sirait Menulis Buku dari Pengalaman Pribadi

Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Arist Merdeka Sirait saat launching buku dan lagu perlindungan anak di Gedung Perpustakaan Nasional Jalan Merdeka Selatan No 19 Jakarta Pusat, Sabtu (20/11/2021).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bertepatan dengan 32 tahun konvensi hak anak, Sabtu (20/11) Ketua Komnas Perlindungan Anak Aristoteles Merdeka Sirait meluncurkan dua karya pentingnya berupa dua judul buku yaitu 'Menjaga dan Melindungi Hak Anak Sepenuh Hati' dan 'Sahabat Anak Indonesia Bertindak Sesuai Hati Nurani' serta ada beberapa judul lagu yang diaransemen oleh Tagor Tampubolon.

"Selamat memperingati 32 tahun sidang Majelis PBB pada tanggal 20 November tahun 1989 tentang konvensi 10 hak anak. Kemudian konvensi hak tersebut disetujui melalui Keputusan Presiden no 36/1990 tanggal 28 Agustus 1990. Mari kita rayakan dengan tepuk tangan," ungkap Arist Merdeka Sirait disela-sela launching buku dan lagu perlindungan anak di Gedung Perpustakaan Nasional Jalan Merdeka Selatan No 19 Jakarta Pusat, Sabtu (20/11/2021).

Arist Merdeka Sirait menulis dua judul buku tersebut berdasarkan pengalaman empirik, tindak kekerasan yang dialami anak-anak Indonesia.

Baca juga: Bayi Perempuan dan Sepucuk Surat Tulis Tangan Ditemukan Dalam Tas Order Makanan Online di Sidoarjo 

Baca juga: Pilu, Nenek di Rohul Dibuang Anak dan Menantu, Kini Dirawat Seorang Ustadz di Pondok Pesantren 

Arist Merdeka Sirait berharap dua buku tersebut bisa dijadikan pegangan atau panduan dalam menghadapi kasus tindak kekerasan terhadap anak di Indonesia.

"Ketika saya bergabung dengan Komnas PA nasib anak Indonesia membutuhkan pertolongan. Buku ini dibuat selama 10 tahun. Buku itu memuat berbagai pelanggaran terhadap anak anak Indonesia. Semoga buku tersebut bisa menjadi tip dalam menghadapi persoalan kekerasan terhadap anak," tutur Arist Merdeka Sirait.

Sementara itu, Dr Imaculata Umiyati S. Pd., M.Si (Pakar Pendidikan Anak Autis) yang kerap mengikuti Arist Merdeka Sirait ke pelosok pelosok negeri untuk menolong anak Indonesia, mengatakan buku tersebut dituangkan dengan jujur.

Jauh dari pencitraan atau pamrih.

"Semua dituangkan penulis secara jujur, tak ada unsur pencitraan sekelumit pun. Maka, sebagai bangsa yang menghargai para pejuang nya kita wajib membaca buku ini. Dan dengan membaca buku ini, kita juga memahami betapa anak anak kita sangat membutuhkan pertolongan," tutur Imaculata Umiyati.

Baca juga: Bahaya, Kasus Kejahatan Seksual Terhadap Anak Naik 100 Persen, Polresta Padang Tangani 85 Perkara 

Dalam menulis dua buku tersebut, Arist Merdeka Sirait dikatakannya tidak menggunakan literatur lain.

Murni berisi peristiwa pelanggaran dan tindak kekerasan terhadap hak-hak Anak di Indonesia.

"Kenapa buku ini bisa dijadikan panduan dalam menghadapi persoalan kekerasan? Karena buku yang lain hanya berisi teori. Buku ini berisi pengalaman empirik dan perlindungan yang dilakukan oleh Arist Merdeka Sirait. Motivasi lahirnya dua buku ini adalah sebagai langkah strategis dan solusi yang baik dalam menyelesaikan persoalan pelanggaran terhadap hak anak," papar Imaculata Umiyat.

Baca juga: Hari Anak Sedunia: Tips Parenting Membentuk Karakter Positif pada Anak

Meski telah melahir dukana judul buku tersebut, namun tidak membuat Arist puas. Arist Merdeka Sirait ingin merumuskan dalam karya lagu.

Maka digandenglah komponis asal Batak Tagor Tampubolon untuk mengaransemen lagu karya Arist Merdeka Sirait tentang hak hak anak.

"Saya biasa mengaransemen lagu. Baru kali ini saya menangis begitu bikin lagu untuk anak anak Indonesia," kata Tagor Tampubolon.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini