TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Selain untuk hewan, pemilik hewan kesayangan penting untuk menerima Vaksin Anti Rabies (VAR) agar terlindungi dari kuman rabies.
Rabies merupakan penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia.
Seperti yang disampaikan Internist, FINASIM, Tim One Health Zoonosis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dr. Asep Purnama dalam webinar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia Cabang Jawa Barat V didukung oleh Sanofi Pasteur Indonesia, pada Sabtu (20/11/2021).
Ia mengatakan, penyakit ini dapat dicegah dengan VAR. Infeksi rabies pada manusia biasanya terjadi akibat adanya kontak dengan binatang seperti anjing, kera, serigala, kelelawar melalui gigitan atau kontak virus lewat air liur dengan luka.
"Virus itu lalu masuk ke dalam ujung saraf yang ada pada otot di tempat gigitan dan memasuki ujung saraf tepi sampai mencapai sistem saraf pusat yang biasanya pada sumsum tulang belakang, dan selanjutnya menyerang," kata dr Asep.
Berdasarkan data, anjing adalah sumber utama kematian manusia akibat rabies, yang menyumbang hingga 99 persen dari semua penularan rabies kepada manusia.
Adapun kelompok orang yang mempunyai risiko tinggi tertular rabies antara lain pemilik hewan kesayangan, dokter hewan, perawat hewan, peneliti virus rabies, petualang alam liar, pekerja lapangan yang dapat digigit binatang buas terinfeksi, orang yang sering berkunjung ke daerah rawan rabies dan petugas kesehatan yang merawat pasien rabies.
Baca juga: Mentan Launching 3 Vaksin Hewan Pada Acara Puncak Hari Rabies Sedunia
Pada kelompok ini sangat dianjurkan untuk mendapatkan vaksinasi Pre-Exposure Prophylaxis sebagai perlindungan sebelum terjadi kontak. Vaksinasi Pre-exposure akan sangat bermanfaat disamping memberikan perlindungan juga mempermudah penanganan jika dikemudian hari terjadi kontak.
Seseorang yang sudah pernah menerima vaksinasi Pre-Exposure tidak membutukan serum jika terjadi gigitan.
Dikesempatan yang sama, Guru Besar FK Universitas Indonesia Prof. Dr. dr. Samsuridjal Dzauji, SpPD-KAI, FACP, menjelaskan, hingga saat ini belum ada obat yang ditemukan untuk menangani rabies, namun rabies dapat dicegah melalui vaksinasi di puskesmas atau rumah sakit.
"Karena itu, untuk mencegah semakin banyaknya kasus rabies di Indonesia perlu dilakukan strategi pencegahan yang di mana salah satu cara utamanya adalah dengan melakukan vaksinasi rabies sesegera mungkin," pesannya.
Pasalnya, dengan menyuntikkan vaksin anti rabies (VAR) ke dalam tubuh hewan dan manusia, maka tubuh akan membentuk sistem kekebalan untuk menangkal virus rabies.
Cara kerja VAR adalah dengan merangsang sistem daya tahan tubuh untuk membentuk imunitas terhadap virus rabies.
"Pembentukan antibodi tersebut memerlukan waktu. Namun, jika antibodi sudah terbentuk, dapat bertahan lama, yaitu sekitar satu tahun," jelas Prof Samsuridjal.
Rabies termasuk dalam roadmap terbaru WHO 2021-2030. Sebagai penyakit zoonosis, diperlukan koordinasi lintas sektoral yang erat di tingkat nasional, regional, dan global.
Rabies di Indonesia merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius karena hampir selalu menyebabkan kematian (almost always fatal) setelah timbul gejala klinis dengan tingkat kematian sampai 100 persen.
Bahkan, berdasarkan data tahun 2020, ada 26 dari 34 provinsi di Indonesia yang belum bebas dari rabies, dengan jumlah kematian per tahun lebih dari 100 orang.