Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di hari pertamanya berdinas di Markas Besar TNI Angkatan Darat (Mabesad), Jenderal TNI Dudung Abdurachman melakukan entry briefing untuk menyampaikan visi dan misinya sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Senin (22/11/2021).
Dalam kesempatan tersebut, Dudung di antaranya menjelaskan mengenai manajemen anggaran.
Ia mengatakan pembangunan postur anggaran TNI AD ke depan harus berbasis prioritas, logis, konsisten, dan berorientasi pada waktu.
Mantan Panglima Kostrad tersebut menyadari bahwa dalam dua tahun terakhir merupakan tahun yang berat bagi perekonomian Indonesia akibat pandemi Covid-19 yang berkepanjangan.
Covid-19 telah mendorong pemerintah mengeluarkan kebijakan refocusing dan realokasi anggaran yang tentunya berdampak juga pada anggaran pertahanan.
Dampak dari pandemi Covid-19 pada perekonomian dan keuangan diperkirakan bukan hanya berdampak pada tahun ini saja, tetapi juga dapat berlanjut untuk beberapa tahun ke depan.
Baca juga: Prajurit TNI Gugur Ditembak KKB di Papua, KSAD Jenderal Dudung Pimpin Upacara Pemakaman
"Karenanya, KSAD menegaskan bahwa TNI Angkatan Darat sebagai instansi pemerintah perlu merespons langkah yang diambil pemerintah tersebut dengan pengelolaan anggaran yang efisien, namun tetap menghasilkan postur TNI AD yang optimal," kata keterangan di laman remsi TNI AD, tniad.mil.id pada Senin (23/11/2021).
Keadaan yang sulit tersebut, dijadikan sebagai peluang bagi KSAD untuk berbenah diri dengan melakukan perubahan dan penataan organisasi yang sudah ada serta meminimalisir pengadaan, secara bijaksana dan tepat.
Memahami urgensi dari pembangunan postur anggran TNI AD yang berkelanjutan, Dudung memiliki komitmen untuk dapat melanjutkan transformasi TNI AD yang realistis dan dapat tercapai.
Baca juga: Minta Bantuan Panglima TNI Andika & KSAD Dudung, Arteria Dahlan Ingin Wanita Pemaki Ibunya Dihukum
Tentunya membangun postur pertahanan yang ideal membutuhkan anggaran yang besar.
"Namun Jenderal TNI Dudung memiliki pemikiran yang berbeda yaitu bagaimana membangun postur TNI AD dengan memegang prinsip Low Cost-High Impact atau menggunakan anggaran seminimal mungkin, namun memiliki dampak yang signifikan dan menyeluruh bagi organisasi TNI AD," kata keterangan tersebut.
TNI AD sebagai ‘mesin perang’ memiliki beberapa komponen yang berhubungan satu dan lainnya.
Tentunya hal tersebut harus berfungsi dengan baik agar ‘mesin’ dapat berjalan optimal.
Baca juga: Pengangkatannya Jadi KSAD Dituding karena Dianggap Anak Emas oleh Jokowi dan Mega, Ini Kata Dudung
Karenanya, Dudung menegaskan beberapa langkah yang substansial perlu diimplementasikan untuk mewujudkan komitmen tersebut.
Langkah yang diambil tersebut, kata dia, juga sejalan dengan misi Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa untuk melakukan perubahan doktrinal dan organisasional.
"Langkah fundamental yang diambil yaitu merubah paradigma berpikir tentang manajemen pembangunan postur TNI AD yang biasanya berorientasi pada fungsi seperti intelijen, operasi, latihan, personel, logistik, teritorial, dan perencanaan menjadi berorientasi pada komponen seperti doktrin, organisasi, latihan, materiel, pendidikan, personel, dan fasilitas," kata dia.