TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito meminta seluruh pihak berkolaborasi mencegah penyebaran varian baru Omicron.
Menurutnya, pemerintah tidak akan bisa bekerja sendiri tanpa dukungan unsur akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan media.
"Kolaborasi pentahelix harus betul-betul dilakukan jangan hanya melihat pemerintah yang bertanggung jawab. Jangan katakan fasilitas dokter saja yang bekerja. Indonesia sementara waktu jadi juara tapi apakah kita bisa begitu seterusnya, belum tentu," ucap Prof Wiku dalam Forum Diskusi Salemba 67 di Jakarta, Senin (29/11/2021).
Wiku menuturkan varian baru memicu perubahan perilaku total masyarakat.
Namun, kondisi ini jangan sampai membuat frustasi sehingga berdampak kepada aktivitas ekonomi yang mulai membaik.
"Jelang Desember kita terkendali. Selama kita menjalankan 5M 3M kasus di Indonesia tidak akan akan meledak seperti yang sedang terjadi di Eropa," kata Wiku.
Ia menegaskan swab antigen dan RT PCR harus tetap menjadi syarat untuk melakukan perjalanan.
"Di saat pandemi kita harus pastikan menjalani hidup dengan terbatas yang aman Covid-19. Dari mana kita tahu orang tersebut aman melalui skrining agar tetap bisa melakukan mobilitas," tuturnya.
Saat kasus terkendali terus menerus, diharapkan pandemi dapat diakhiri, dan Indonesia dapat memasuki tahapan endemi Covid-19.
Pemerintah mulai menyusun rencana menuju tahapan perkembangan endemi.
"Perlu menjadi perhatian, transisi menuju endemi dapat sewaktu-waktu terhambat akibat lonjakan kasus yang kembali terjadi," ujar Wiku.
Ada sejumlah upaya yang dapat dilakukan agar target menuju endemi dapat terealisasi.
Baca juga: Afrika Selatan Kacau, Dampak Pembatalan Penerbangan karena Varian Omicron
Pertama, penetapan indikator endemi secara luas atau percakupan daerah dilakukan oleh pemerintah dan berkonsultasi dengan pakar. Kedua, pemantauan kasus melalui surveilans kasus dan genomik COVID-19 secara konsisten.
Ketiga, terus menekan angka kasus berat dan kematian menjadi angka kesembuhan yang tinggi melalui upaya vaksinasi, perawatan serta pengobatan kasus yang berkualitas.