TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pada gelaran Rapimnas 2021 Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) yang dibuka oleh Presiden Joko Widodo, Ketua Umum KADIN M. Arsjad Rasjid meyakinkan KADIN berkomitmen untuk menjadi Net Zero Organization pada tahun 2060.
“KADIN sebagai perwakilan dunia bisnis memiliki peranan sentral untuk membantu mendorong Indonesia mencapai komitment Nationally Determined Contribution (NDC) yang telah disampaikan melalui Paris Agreement dan kembali ditegaskan pada rangkaian acara Conference of Parties (COP) 26 di Glasgow bulan November yang lalu,” ujar Arsjad Rapimnas KADIN di Denpasar, Jumat (3/12/2021).
“Net Zero ini merupakan sebuah revolusi industri, bukan yang akan terjadi nanti tetapi sudah terjadi saat ini di negara-negara lain, termasuk Indonesia. Kita tentu tidak bisa memilih untuk hanya wait and see, atau hanya terus memberikan wacana-wacana positif akan net zero, tetapi harus melakukan aksi dan langkah nyata, menggerakan setiap industri untuk menyambut revolusi industri ini,” kata Arsjad.
Komitmen sebagai net zero organization merupakan salah bentuk aksi pelaksanaan salah satu pilar utama program KADIN yang disampaikan pada gelaran Rapimnas 2021.
“Pilar keempat adalah penguatan fungsi internal dan regulasi KADIN, dimana sebagai Ketua Umum saya ingin KADIN mampu menjadi wadah komunikasi dan konsultasi baik antar pengusaha maupun antara sektor swasta dengan pemerintah,” ujar Arsjad.
“Terkait inisiatif net zero, KADIN akan meluncurkanNet Zero Hub yang memiliki peran sentral untuk mengajak setiap perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan pemimpin di Indonesia, untuk turut membuat komitmen net zero,” kata Arsjad.
Jangkau seluruh dunia usaha Indonesia
Muhammad Yusrizki, sebagai Ketua Komite Tetap Energi Terbarukan dan juga yang memimpin inisiatif Net Zero Hub menyampaikan bahwa, sebagai sebuah gerakan, komitmen atas net zero tidak eksklusif hanya dimiliki oleh KADIN, atau dimiliki oleh perusahaan-perusahaan besar.
"Pidato pembukaan Ketua Umum Arsjad Rasjid juga telah menyebut bahwa gerakan net zero adalah gerakan inklusif yang tidak terbatas pada industri atau sub-industri tertentu, tetapi menjangkau seluruh dunia usaha Indonesia, dari korporasi besar hingga UMKM. Tentunya langkah yang diperlukan berbeda bagi setiap perusahaan, bahkan perusahaan pada industri yang sama akan memerlukan langkah yang berbeda sesuai dengan profil usaha mereka masing-masing," ujarnya.
Baca juga: Jokowi Ingatkan Soal Kapolres dan Kapolda yang Sowan ke Ormas, Polda Metro: Itu Arahan yang Benar
“Untuk itulah KADIN meluncurkan Net Zero Hub sebagai nukleus gerakan net zero bagi sektor usaha di Indonesia. Diperlukan banyak pemimpin industri yang agile dan flexible untuk menjawab tantangan net zero, sekaligus menciptkan peluang dan nilai dari gerakan net zero ini. Harap diingat, net zero juga merupakan gerakan global yang meliputi seluruh dunia dan seluruh sektor,” ujar Yusrizki.
Lebih lanjut Yusrizki menjelaskan bahwa KADIN Net Zero Hub akan memiliki tiga aspek kunci, pertama sebagai inisiatif strategis KADIN, kedua sebagai pusat publikasi KADIN terkait net zero dan ketiga sebagai jembatan antara dunia usaha dengan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah.
“Sebagai inisiatif strategis KADIN, Net Zero Hub akan mengajak dan membantu dunia usaha dalam perencanaan komitmen net zero. KADIN juga akan memanfaatkan jaringan internasional yang kami miliki untuk membawa pihak-pihak internasional yang memiliki concern terhadap net zero, dan perubahan iklim, untuk turut mendukung dan berkolaborasi dengan sektor usaha di Indonesia,” kata Yusrizki.
“Yang juga tidak kalah penting adalah menjembatani antara inisiatif, target, dan mekanisme yang dimiliki oleh Pemerintah dengan kesiapan dan kompetensi dunia usaha. Kita tidak mau inisiatif yang telah dirancang dan dijalankan oleh Pemerintah tidak dapat dimanfaatkan dengan baik oleh dunia usaha. KADIN percaya bahwa di setiap tantangan untuk mencapai net zero, selalu ada peluang untuk menciptakan nilai tambah,” kata Yusrizki.