TRIBUNNEWS.COM, JAkARTA - Majunya Khatib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf sebagai salah satu calon ketua umum PBNU menimbulkan spekulasi di publik.
Spekulasi yang muncul menyasar nama sang adik, Yaqut Cholil Qoumas, yang kini menjabat sebagai Menteri Agama RI.
Saat berbincang dengan Tribun-Network, Gus Yahya, begitu dia akrab disapa, menjawab hal tersebut.
"Kalau saya mau menggunakan, memanfaatkan Kementerian Agama, minta tolong adik saya, mungkin saya gak perlu berkeliling."
"Dia bisa suruh jaringan pegawai-pegawai Kemenag apalagi yang menjadi pengurus (NU)."
"Tapi saya tidak, saya tetap datang, saya bertemu langsung, saya sampaikan pikiran-pikiran saya dan saya dengarkan mereka bicara," ujar Gus Yahya, saat berbincang dengan Tribun-Network di kediamannya, Sabtu (4/12/2021).
Pertemuan dengan para pengurus PCNU dan PWNU, dikatakan Gus Yahya, biasanya terjadi hingga larut dan hari berganti.
"Itu karena saya harus dengarkan satu per satu. Semua orang bicara dan kita diskusi, biasanya sekali ketemu itu rata-rata 20-30 cabang sehingga ya memang cukup melelahkan," katanya.
"Dan saya yakin ini harus dilakukan karena saya ingin ada konsensus. Saya katakan kepada mereka kalau setuju dengan saya dan kebetulan bapak-bapak pilih saya dan saya berhasil jadi ketua umum, itu artinya insyaallah bapak-bapak akan tambah kerjaannya dan insyaallah mungkin tambah pusing juga," tambahnya.
Mantan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Joko Widodo itu mengatakan semua yang dia lakukan ada konsekuensinya.
"Dan alhamdulillah banyak dari cabang-cabang dan saya kira sudah sebagian besar menerima itu," jelasnya.
Mau Dibawa Kemana NU
Gus Yahya ingin mentransformasi konstruksi organisasi NU agar menjadi organisasi yang lebih optimal.
"Saya memang menawarkan diri untuk dipilih sebagai Ketua Umum dalam Muktamar nanti," ucap Gus Yahya, ketika wawancara khusus dengan Wakil Direktur Pemberitaan Tribunnetwork Domu Ambarita.