TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Eks Sekretaris Umum Front Pembela Islam (Sekum FPI) Munarman didakwa jaksa penuntut umum (JPU) merencanakan dan menggerakkan orang lain untuk melakukan tindak pidana terorisme.
Dalam surat dakwaan setebal 65 halaman yang dibacakan oleh jaksa di Pengadilan Negeri Jakarta Timur disebutkan kalau Munarman berbaiat kepada pimpinan Islami State of Iraq and Suriah (ISIS), Syekh Abu Bakar Al Baghdadi pada tahun 2014.
Hal itu bermula kata Jaksa saat kemunculan ISIS di Suriah pada tahun 2014, sejak saat itu banyak masyakarat di berbagai negara melalukan baiat atau sumpah setia bersedia bergabung ISIS termasuk di Indonesia.
Di mana pada 6 Juni 2014, di gedung UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangerang Selatan, Forum Aksi Solidaritas Islam (FAKSI) mengadakan kegiatan pemberian dukungan lepada ISIS atau Daulah Islamiyah serta sumpah setia kepada amir atau pimpinan ISIS, Syekh Abu Bakar al Baghdadi.
Dalam agenda tersebut disebutkan jaksa turut dihadiri oleh terdakwa Munarman.
"Bahwa kegiatan dukungan terhadap ISIS dan baiat sumpah setia kepada Syekh Abu Bakar Al Baghdadi di UIN Syarif Hidayatullah tersebut diikuti terdakwa bersama-sama dengan sekitar ratusan orang lainnya," kata jaksa saat persidangan, Rabu (8/12/2021).
Jaksa mengatakan, dalam agenda baiat atau pernyataan sumpah setia kepada Abu Bakar al-Baghdadi itu, terdapat seorang bernama Ustaz Syamsul Hadi yang memimpin prosesi baiat tersebut.
Saat itu, seluruh peserta yang hadir kata jaksa, turut mengikuti apa yang diarahkan oleh Syamsul, satu di antaranya membacakan sumpah baiat.
"Dengan cara, Ustaz Syamsul Hadi meminta seluruh peserta untuk berdiri dan mengangkat tangan kanan sambil mengucapkan kalimat baiat menggunakan bahasa Arab dan bahasa Indonesia dan kemudian diikuti peserta termasuk terdakwa," ucap jaksa.
Lantas jaksa turut membacakan bunyi baiat tersebut meniru pernyataan dari Syamsul Hadi di agenda itu yang turut dihadiri Munarman.
"Saya berbaiat kepada khalifah muslimin Syaikh Abu Bakar al Baghdadi untuk mendengar dan taat baik dalam kondisi susah maupun senang. Serta tidak akan merebut kekuasaan darinya kecuali melihat kekafiran yang nyata" bunyi kalimat pernyataan baiat tersebut diucapkan jaksa.
Dalam perkara ini, eks Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) itu didakwa menggerakkan orang lain untuk melakukan tindakan terorisme.
Aksi Munarman itu dilakukan di sejumlah tempat.
"Munarman dan kawan-kawan merencanakan atau menggerakkan orang lain untuk ancaman kekerasan untuk melakukan tindak pidana teroris," kata jaksa dalam persidangan.