Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolri Jenderal Listyo Sigit membuka Lomba Orasi 2021 di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat pada Jumat (10/12/2021).
Adapun pemenang lomba nantinya akan mendapatkan Piala Kapolri.
Pantauan Tribunnews.com, Sigit sempat berbincang dengan peserta Lomba Orasi yang sedang berdiri berbaris mengikuti pembukaan Lomba Orasi 2021.
Dia mengizinkan peserta untuk duduk saat mendengarkan arahannya.
Namun para peserta sempat tidak merespons dan memilih tetap berdiri.
Lalu, sejumlah anggota Polri pun turun membantu membujuk agar peserta untuk duduk sesuai arahan Kapolri.
"Sebelum saya lanjutkan, adik-adik capek gak? Berdiri capek gak? Ada yang mau duduk? Duduk aja silakan gak apa-apa. Saya hitung sampai 5, kalau gak ada yang duduk berarti berdiri. satu dua tiga..," kata Sigit yang kemudian diikuti para peserta duduk.
Baca juga: Mural Anak Bangsa Tembus Batas Benua, Tuyuloveme Cerita Karya-karyanya di Eropa hingga Amerika
Menurut Sigit, para peserta lomba tidak perlu mengikuti pembukaan acara tersebut terlalu formal.
Sebab, dia membebaskan para peserta berekspresi dalam perlombaan kali ini.
"Karena ini kan lomba orasi tidak usah terlalu mengikuti aturan upacara. Tidur tiduran juga boleh. Ada yang mau tidur?" ujar Sigit yang diikuti sahutan peserta yang menolak.
Sigit menerangkan Lomba Orasi Piala Kapolri 2021 merupakan kegiatan dalam rangka memperingati hari Hak Asasi Manusia (HAM) Sedunia.
Polri pun turut mengambil andil agar HAM dapat terus diperjuangkan di Indonesia.
"Dalam kesempatan hari HAM ini, kami Polri berusaha memberikan suasana lain dengan menyelenggarakan lomba unjuk rasa Piala Kapolri 202. Kegiatan kali ini adalah merupakan bagian dari komitmen Polri untuk menjunjung tinggi HAM dan nilai-nilai demokrasi dengan memberikan wadah ruang dalam menyampaikan aspirasi," jelas Sigit.
Sigit mengungkapkan kegiatan lomba Orasi kali ini juga akan dinilai oleh juri independen.
Diantaranya, Polri menggandeng Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Benny Mamoto dan Komisioner Kompolnas Poengky Indarti.
Selain itu, Aktivis HAM Hendardi, Aktivis Pejuang HAM Tita Indah Sari, Komisoner Komisi Nasional HAM Chairul Anam, aktivis Papua Natalius Pigai, Direktur Eksekutif Amnesti Internasional Indonesia Usman Hamid, dan pegiat HAM lainnya.
"Para dewan juri yang sudah tidak asing bagi kita semua, dan beliau adalah pejuang-pejuang HAM yang sudah dikenal di Indonesia," tukasnya.